Aku tak tahu ruangan ini begitu luas, aku
menghela napas kagum.
Pemindahan barang bawaan selesai pagi ini.
Meskipun perabotan besar dan peralatan rumah tangga akan dikirim ke di lain
waktu, ruangan ini anehnya kosong setelah semua barang kecil seperti buku,
pakaian, periferal PC, dan barang lain-lain dikirim.
Aku melemparkan diri ke tempat tidur, lelah karena
memindahkan dan pengiriman yang dijadwalkan. Katanya tempat tidur ini, yang
telah ku tiduri sejak lama sehingga bentuk seluruh tubuhku terukir di dalamnya,
akan diambil alih oleh seorang kerabat yang bilang semakin sulit untuk
mengangkat dan menurunkan futon karena lututnya telah memburuk.
Aku linglung untuk beberapa saat, tapi sebelum
aku tertidur, smartphoneku yang berjarak 30cm dari hidung bergetar sebentar.
Sebuah pesan sepertinya telah masuk.
"Yassan, apa yang kamu lakukan
besok?"
Pengirimnya adalah Katsuya. Aku pikir Katsuya
akan depresi karena dia menjadi ronin pada tahap yang agak awal, tapi saat aku
bertemu dengannya tak lama setelah itu, dia tampak sedikit senang, mengatakan,
"Sekarang aku bisa menjadi teman sekelas Asuka-chan.” Aku sedikit kaget
dengan pikiran positifnya.
[Ronin, menunggu kesempatan
lain buat masuk Universitas]
Bagaimanapun, aku tak ada kegiatan besok
karena baru pindah lusa nanti. Aku sudah mengirim sebagian besar barangku ke
sana, jadi aku bosan tinggal di rumah sepanjang hari.
Kalau dipikir-pikir, aku ingat. Lusa, aku akan
naik kereta shinkansen ke tempat baruku, tapi aku tak punya sertifikat diskon
siswaku lagi.
Tiket reguler sudah lama kedaluwarsa, dan
tidak ada cukup perbedaan antara diskon pelajar dan tarif reguler untuk
membenarkan naik kereta api ke SMA dan kembali,....... Aku berpikir tentang apa
yang harus kulakukan, dan memutuskan akan pergi ke sekolah besok, karena aku
punya waktu luang, dan mendapatkan sertifikat dengan sepedaku. Aku hanya
berpikir untuk berolahraga. Ini adalah perjalanan datar sekitar tiga hingga
empat kilometer ke sekolah. Akan merepotkan jika hujan, tapi aku memeriksa
ramalan cuaca, dan sepertinya besok akan cerah dengan tekanan tinggi di seluruh
negeri.
"Aku akan pergi ke sekolah untuk
mengambil kartu diskon siswaku.”
Lima menit kemudian, aku dapat balasan.
"Begitu. Yah, tak apa-apa. Aku juga punya
beberapa hal yang harus dilakukan di sekolah. Kalau gitu, ayo jalan-jalan nantinya.”
Aku mengangguk.
Aku yakin aku tidak akan bisa melihat Katsuya
untuk waktu yang lama, jadi ada baiknya melihatnya untuk terakhir kalinya
sebagai teman terdekatku.
Aku menulis, "Dimengerti," dan menjawab
dengan singkat.
Hari berikutnya.
Setelah makan siang, aku bercukur dan pergi ke
sekolah. Tidak ada awan di langit, dan udaranya hangat dengan sedikit angin. Aku
mengenakan jaket untuk berjaga-jaga, tapi segera menjadi terlalu panas dan aku
melepasnya di lampu merah.
Aku mengayuh dengan santai dan menikmati
pemandangan di sekitar ku. Pemandangan di sepanjang jalan raya nasional dan di
pedesaan, yang telah ku lihat sepuasnya, aku merasa sedikit sedih berpikir aku
tidak akan melihat semua ini untuk waktu yang lama.
Aku sampai di sekolah sekitar satu jam
kemudian. Mungkin karena liburan musim semi sudah dimulai, hampir tidak ada
siswa di sekolah. Terlepas dari langkah kakiku sendiri di koridor, aku hanya
bisa mendengar teriakan sesekali kegiatan klub, dan area itu anehnya sunyi.
Aku pergi ke kantor untuk mendapatkan
sertifikat diskon siswaku yang diberikan oleh anggota staf yang blak-blakan,
dan kemudian mencari Katsuya, yang seharusnya berada di luar. Aku punya banyak
waktu luang sebelum pertemuan, tapi dia sudah ada di sana, bersandar di pagar
dekat tanaman.
Aku mengangkat tangan dan memanggil,
"Hei.” Lalu Katsuya mendorong smartphone di tangannya ke telinganya. Dia
sepertinya sedang menelepon seseorang.
Aku mendekatinya dengan lembut agar tidak
mengganggunya. Saat aku mendengarkan percakapannya, aku perhatikan dia sedang
berbicara dengan orang di ujung lain panggilan telepon.
"Halo, Agen Uchida?Ini Saito. Aku
menemukan Tuan Iijima dengan selamat.”
(Apa itu ......?)
Aku memiringkan kepalaku dan bertanya-tanya
apa yang dia bicarakan. Katsuya menatap ku, menyeringai, dan meraih lenganku
dengan tangannya.
"Yokai! Aku akan membawamu ke sana
sekarang!"
Begitu dia selesai, Katsuya menangkap ku dan
memaksaku pergi.
"Hei ......, kemana kamu pergi!"
Mau tak mau aku berteriak sebagai protes, tapi
Katsuya membalas dengan datar.
"Hmm?Aku akan pergi ke tempat karaoke di
depan stasiun. Semua orang menunggumu."
"Semua orang... tte"
"Kita sedang mengatakan pesta perpisahan di sana sekarang, dan meskipun itu ......, itu semua laki-laki”
"Apa?"
Aku terkejut dengan pergantian peristiwa yang
tidak terduga. Kupikir hanya aku dan Katsuya, tapi ternyata tidak.
“Sebenarnya, kami sudah merencanakan untuk
melakukannya hari ini untuk sejak lama, “Mari kita adakan pesta perpisahan setelah semester kedua,” begitu”
Aku tidak memberikan nomor atau akun ku kepada
siapa pun selain Katsuya, jadi ku tidak dihubungi. Bukannya aku ditinggalkan,
hanya saja orang-orang sepertinya berpikir, “jika aku memberi tahu Saito, dia
akan memberi tahu Iijima nantinya” seperti itu. Jadi, jika Katsuya memblokir
informasi itu, aku tak akan tahu banyak.
"Tapi yassan tidak ingin terlibat dengan
orang akhir-akhir ini. Kupikir kamu tidak akan datang bahkan jika aku
memberitahumu langsung."
Jika seseorang meminta ku untuk pergi ke pesta
perpisahan, aku akan menolak, bilang kalau aku akan segera pindah. Aku tidak
membenci teman sekelas ku, tapi aku masih merasa melelahkan untuk berurusan
dengan begitu banyak dari mereka. Tidak peduli berapa kali aku dibilang dan disebut-sebut
“tidak rukun dengan mereka”, aku tidak akan menganggap itu masalah karena aku
tidak harus bertemu dengan mereka lagi.
Dengan kata lain, seperti yang disebut dalam
email kemarin. Awalnya, Katsuya berencana untuk memancingku ke sekolah. Ini
pasti kesempatan yang baik untuknya, karena aku menjawab bahwa aku akan pergi
ke sekolah.
Aku tidak yakin apa ini alasan mengapa dia
menentukan waktunya, aku takut dengan kecerdikan Katsuya. Pada saat yang sama, aku
kecewa karena aku dijebak dengan begitu mudahnya, seperti yang aku alami pada
hari pertama sekolah.
Katsuya mungkin telah melihat ketidakpercayaan
ku dan tersenyum untuk menenangkan situasi.
"Uchida sangat ingin bertemu Yassan, jadi
tidak apa-apa untuk mengucapkan salam perpisahan kepada mereka untuk terakhir
kalinya kan.”
Aku melemah saat mendengarnya mengatakan itu.
Aku berhutang banyak pada Uchida, dan jika dia ingin bertemu denganku, aku
tidak bisa mengabaikannya begitu saja.
"Aku akan pergi mengambil sepedaku."
Katsuya akhirnya melepaskan tanganku. Namun, dia khawatir aku akan melarikan
diri, jadi dia mengikutinya sampai ke tempat penyimpanan sepeda.
"Ayo naik bersama."
Hora, seperti film itu kan, kata Katsuya, mengacu pada film anime terkenal. Tapi di film itu, mereka
yang naik sepeda goncengan adalah sepasang siswa SMP yang masih polos. Apa yang
kita lakukan dengan menyamakan diri kita dengan mereka?
Aku yang Lelah berurusan dengan Katsuya,
segera menolak anggapan itu, bilang, “mana ada, aku tak punya bagasi sepeda lol”
Ketika aku tiba di tempat pertemuan, bar
karaoke tiga lantai, aku menemukan teman sekelasku nongkrong di lobi di depan
meja resepsionis. Ada sekitar dua puluh dari mereka. Tampaknya tidak ada
kelompok anak laki-laki yang mencolok, tapi sebagian besar yang lain tampaknya pergi.
Hebar rasanya banyak orang berkumpul di sini meskipun ini musim liburan, dan aku
terkesan dengan popularitas Uchida, yang mungkin host acara ini.
Sudah lama. Oh,
itu benar, kami membayar biaya sewa sambil mengobrol. Seperti yang
diharapkan, kami tidak bisa masuk dalam satu ruangan, jadi dibagi menjadi dua
kamar di lantai dua yang sama, dan bebas masuk dimanapun sesuai keinginan.
Aku, tanpa pikir panjang, memilih kamar yang
sama dengan Katsuya. Lagu tema yang dipilih "anime maho soujo untuk
gadis-gadis" yang dinyanyikan Katsuya dengan suara belakangnya cukup
sempurna, dan aku rasa aku mulai tertarik, orang lain mulai memilih lagu yang
serupa, dan ruangan menjadi seperti "festival lagu anime".
Aku hanya menonton sambil memakan cemilan yang
dibawa masuk. Mikrofon diserahkan padaku beberapa kali jadi aku mengikuti
sebisa mungkin.
Saat gelas ku sudah kosong, aku bangun untuk
pergi ke bar minuman untuk mengisi. Saat aku meninggalkan ruangan, yang
dipenuhi dengan panas yang aneh, aku merasa sedikit lega karena kebisingannya
telah berkurang.
Aku dengan santai berjalan ke mesin penjual di
dekat tangga. Saat ku meletakkan gelas ku di bawah tanda "Ginger Ale"
dan menuangkan minuman ku, aku mendengar seorang gadis di belakang ku menjerit,
"Are?"
"Mungkinkah Iijima-kun?"
Aku berbalik dan melihat teman sekelasku,
Shinna Otsuka. Dia memegang gelas kosong, sama sepertiku. Dan untuk beberapa
alasan, dia mengenakan seragam sekolah.
Otsuka menatap wajahku dengan penuh minat dan
berbicara dengan nada santai yang sama.
"Aku kira tadi sama ternyata berbeda. Ini
orang yang sama sekali berbeda, No. 28."
Apa No. 28, yang dimaksud? Bagaimanapun, gadis
itu tampaknya melihat pakaian kasual ku cukup mengejutkan. Aku merasa sedikit
nostalgia, berpikir bahwa Kumiko telah mengatakan hal yang sama sebelumnya.
Saat aku bertanya mengapa dia mengenakan
seragam, dia menjawab bahwa untuk sekedar cosplay jika dia memakainya lagi.
"Kamu dengan siapa, Iijima-kun?
"Yah, Uchida, Sasaki, dan anak laki-laki
di kelasku. Terlihat seperti pesta perpisahan ya?”
Otsuka mengangguk, mengibaskan rambutnya yang
dipotong pendek.
"Begitu. Aku mendengar dari Uchida dan
yang lainnya bahwa mereka mungkin mengadakan pesta perpisahan, tapi itu hari
ini, bukan? Kita melakukan hal yang sama. Sebagian besar gadis di kelas ada di
sini."
Jantungku tiba-tiba mulai berdetak lebih
cepat. Aku yakin ada kemungkinan besar bahwa salah satu gadis di kelas, orang
yang dekat dengan gadis ini, akan berada di sana.
Yah, apa bedanya, pikirku dalam hati,
menenangkan diri.
"Itu benar," kata Otsuka dengan
senyum di wajahnya.
"Aku juga melihat beberapa anak dari
kelas lain."
"Sepertinya kita semua memikirkan hal
yang sama."
Jawabku dengan senyum pahit. Aku yakin
sebagian besar pelanggan di bar karaoke ini berasal dari sekolah kami.
Saat aku berdiri di depan bar minuman, aku
bertanya, "Lagu apa yang kamu nyanyikan?" "Tidak, aku
mendengarkannya sepanjang waktu." Mengobrol seperti itu, tiba-tiba wajah
yang familier muncul dari sudut. Itu adalah Uchida. Dia juga datang untuk
minum.
"Oh, kamu Tsuka. Kebetulan sekali."
"Ucchi. Halo."
Ucchida bertanya dengan siapa dia, mengapa dia
mengenakan seragam, dan seterusnya, seperti yang aku tanyakan sebelumnya.
"Apakkamu penyanyi yang bagus,
Ucchi?"
Ketika Otsuka terkikik dan menggodanya, mata
Uchida melebar dan mengatakan itu konyol.
"Apa yang kamu bicarakan? Kita berada di
level di mana kita bisa memenangkan uang."
"Betulkah?"
"Aku akan pergi ke ruanganmu nanti dan
menunjukkannya padamu. Tunggu aku."
Nah, Messi-chan, kata Uchida, tiba-tiba
menoleh ke arahku
Sejujurnya, aku tidak benar-benar ingin pergi
ke ruangan penuh perempuan, tapi aku tidak bisa terlihat buruk di depan Otsuka,
jadi aku hanya berkata, "Ya," dan mengikutinya.
Setelah itu, Uchida mengundang ku untuk pergi
ke kamar anak laki-laki yang berbeda. Kamar Uchida dipenuhi oleh anak laki-laki
yang dulunya berasal dari club atletik, dan suasannya lebih “pria” daripada
ruangan Katsuya. Kami akrab satu sama lain dari kamp pelatihan dan ketika
mereka melihat wajah ku, mereka menyambutn dengan mudah, bilang, “duduk, duduk,
sini”
Aku dan Uchida duduk di kursi kosong
bersebelahan. Uchida meminum Coke yang baru saja diambilnya dan menyolek anak
laki-laki di sekitarnya selama lagu.
"Aku bertemu Tsuka di sana beberapa waktu
lalu. Sepertinya dia ada di sini bersama gadis-gadis lainnya dari kelas kita”
Kemudian mantan pemain tenis, Sasaki Ryou,
mendengar ini dan terkejut/
"Oh, benarkah? Kamar no berapa?”
"Eh, mungkin 314”
Saat aku menjawab, Sasaki bilang, "Permisi," dan berjalan keluar dari ruangan. Uchida hanya bisa menatapnya dengan seringai di wajahnya.
Ane agak lupa sama nih novel btw Kenapa si uchida manggil mc messi? Bukannya cuma tamura doang ya yang manggil dia gitu soalnya tamura temen mc dari smp.
BalasHapusDi raw kek gitu sih. Di chapter 1 vol 1 juga dia manggil messhi kok gan
Hapus