Koi Nante Chapter 1 Part 1

1 komentar

 

Note: Setelah beberapa cek sana sini antara raw dan beberapa translator yang berbeda, author aslinya menggabungkan sudut pandang orang ketiga dan pertama. Disini saya berusaha menggunakan yang pertama, karena di Indonesia kata 'dia' merujuk ke laki-laki atau perempuan tergantung konteks, beda lagi kalau english ada she dan he.


Pride, Jealousy, Glasses, and Oversized Allstars

"Baik. Survei pilihan karir yang baru saja kalian terima akan jatuh tempo pada hari Senin. Isilah sebelum itu.”

Ketua kelas mengakhiri kelas dengan ini, dan dengan suara yang ramai semua orang berdiri pada saat yang sama.

Aku mengarahkan kacamata ku ke arah kertas cokelat di tangan ku. Udara musim panas yang sarat kelembapan membawa suara jangkrik melalui jendela yang terbuka.

Sudah waktunya, ya

Sebelum aku menyadarinya dua tahun telah berlalu sejak aku masuk sekolah ini, dan dengan begitu saja aku memasuki tahun terakhir ku.

Yasuki sekolah di SMA Minamisou, dekat pusat Provinsi Bousou, salah satu sekolah paling bergengsi di prefektur yang sejak dulu telah menghasilkan selebriti lokal. Sekolah telah jatuh dari tahun ke tahun, menyebabkan periode prestasi akademik yang tidak mengesankan dari siswa yang lulus. Bahkan kemudian, dua atau tiga siswa setahun masuk ke pembukaan yang paling sulit, siswa yang lebih rendah menyerah pada kemampuan akademik mereka yang rendah dan menganggapnya cukup. Singkatnya, ini adalah sekolah di mana kemampuannya sangat bervariasi.

Di sana, jika seseorang ditanyakan tentang Ijima Yasuki, mereka akan mengatakan bahwa dia adalah siswa yang terlihat biasa saja, bahwa nilainya rata-rata. Dia bukan bagian dari klub atletik dan diberkati dengan banyak waktu. Selama dia bersiap untuk pelajaran dan meninjau setelahnya, dia tidak akan menonjol dengan cara yang buruk.

Mirip dengan kecakapan akademis, ada hierarki yang tidak terlihat di ruang antara "siswa yang bergembira di musim semi masa muda dan mereka yang tidak." –Yah, beberapa aspek ditentukan oleh hal-hal seperti pakaian sampai tingkat tertentu, jika itu masuk akal.

Anak laki-laki yang tetap dalam tim klub atletik utama (seperti bisbol atau sepak bola), anggota band di klub musik ringan, atau orang-orang sejenis berada di puncak. Berikutnya adalah klub atletik biasa. Di bawah mereka adalah klub budaya yang dapat berbicara dengan orang-orang di tingkat lebih tinggi. Yang terendah adalah orang lain. Orang-orang di peringkat bawah memakai rompi yang bukan bagian dari seragam dan mereka juga memakai celana yang pendek, jadi mudah untuk melihatnya.

Aku tidak melihat gunanya mengenakan apa pun selain seragam yang ditentukan sekolah. Aku benar-benar tidak akan memakainya dengan cara apa pun selain yang dimaksudkan. Di tahun pertama, aku berada di kelas yang sama dengan Katsuya dari sekolah menengah yang sama, yang tahu banyak tentang anime dan efek khusus. Saat berjalan pulang bersama, entah bagaimana aku akhirnya dicap sebagai otaku seperti Katsuya. Dengan demikian, aku berakhir sebagai bagian dari kelompok siswa dengan tingkatan rendah.

Tapi itu tidak bisa dihindari, dan aku tidak peduli. Pada titik ini, mengubah penampilan atau berjuang terlihat seperti baru saja “Debut SMA”, bahkan orang tua ku, yang terlihat biasa-biasa saja, tdapat menikah dan memiliki anak. Karena itulah pola-pola romansa atau masa muda yang dihabiskan dengan meneteskan keringat dan air mata, untuk saat ini, tidak ada hubungannya dengan ku. Karena tak lama lagi aku akan menjadi dewasa, yang merupakan kebahagiaan tersendiri, aku sangat ingin semuanya berlalu dengan lancar. Begitulah pikir ku.

“Yassan. Ayo pulang” (Katsuya)

Yasuki mendongak, dan di depannya berdiri Katsuya.

Katsuya berkulit putih dan pendek, dengan bibir merah yang tidak terlihat natural dan rambut yang saling merapat meskipun seharusnya sudah keramas. Di sekolah menengah, gadis-gadis memanggilnya "kotor." Namun, orang itu sendiri, tidak menunjukkan perhatian yang nyata atas reputasinya dan tanpa menghentikan hobi otaku-nya, dan menyibukkan diri dengan pengumpulan informasi hariannya.

Aku berasumsi bahwa aku akan mendengar Katsuya dengan penuh semangat mengatakan sesuatu seperti "yang itu saleh" atau "DVD itu diubah di sini," yang, bahkan tanpa informasi, menyenangkan. Faktanya, aku selalu berpikir “Aku iri dengan hasrat itu. (Kecuali seberapa terbuka dia tentang game dan manga 18+ meskipun dia belum cukup umur)”

Aku dengan cepat memasukkan barang-barangnya ke dalam tas ku dan berjalan dengan Katsuya. Aku sedikit lebih tinggi dari Katsuya, tapi tinggi hampir sama. Kira kira kami sekitar 170cm.

Di pintu masuk, saat mengganti sepatu dalam ruangan dengan sepatu kets, Katsuya berbicara

"Oh ya, apakah kamu akan pergi ke kamp pelatihan musim panas?" (Katsuya)

"Hah ... aku berniat pergi, tapi" (Yasuki)

Kamp pelatihan musim panas. Ini dimulai tepat setelah liburan musim panas dan tentang kelas intensif.

Pada minggu pertama liburan musim panas tahun ke-3 SMA Minamisou, ini adalah masa inap yang berfokus pada studi selama 3 malam dan 3 hari di pusat pelatihan di pegunungan. Mereka diajarkan secara ketat 5 mata pelajaran utama selama 8 jam setiap hari.

Partisipasi adalah "by application", tetapi karena perjalanan sekolah terakhir adalah di tahun kedua di sekolah menengah ini, ini adalah acara khusus untuk tahun ketiga. Akibatnya, tidak kurang dari separuh siswa mendaftar.

Sejujurnya, Aku berpikir “itu menyebalkan”, tapi semua teman ku sudah mendaftar. Jika aku tidak pergi, aku tidak akan bisa mengikuti topik pembelajaran untuk sementara waktu, ditambah aku masih dibenci. Pada saat-saat seperti ini, aku tahu yang terbaik adalah menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar.

“Tapi aku bilang saya tidak bisa pergi 3 hari 3 malam tanpa smartphone atau internet, itu seperti siksaan, kau tahu? Apa yang harus aku lakukan tentang hal-hal seperti forum favorit ku? Aku kira aku harus meminta adik laki-laki ku untuk membantu.” (Katsuya)

“Hanya sebanyak itu bukan siksaan, kau tahu?” (Yasuki)

Sementara Aku mencoba menenangkan Katsuya seperti itu, dari belakang, tawa nyaring terdengar dari sekelompok gadis.

Saat aku melihat gadis-gadis itu, rasa dingin naik ke punggung ku. Itu adalah kelompok cewek yang berisik dan mencolok. Dan yang di depan adalah-

Itu Kitaoka …… (Yasuki)

Dia seperti tokoh figur yang menggerakkan dan mengabaikan Yasuki dan Katsuya. Dia mulai berbicara dengan gadis di sebelahnya.

“Juuri, kamu bilang kamu membeli pakaian kamar Pique itu. Kira-kira berapa harganya?” (Kitaoka)
(Gelato Pique, merek pakaian Jepang)

“Umm, itu sedang obral, jadi kurang lebih sama dengan Nanago, kurasa.” (Juuri)
(
Mungkin nama celana)

“Ohh, pasti menyenangkan. Mungkin aku akan membeli satu.” (Kitaoka)

“Jangan. Maka kita akan sama di kamp pelatihan. ” (Juuri)

Berbicara seperti ini, gadis-gadis berisik berlalu seperti badai.

Setelah lewat sepuluh menit semenjak mereka pergi, Katsuya dengan hati-hati membuka mulutnya untuk berbicara.

“......cewek-cewek itu juga akan pergi ke kamp pelatihan, ya.” (Katsuya)

“Sepertinya begitu……” (Yasuki)

Untuk menyembunyikan kebencian ku, aku menjawab seperti itu. Namun, dalam pikiran ku, aku tidak tenang. Akan menyenangkan untuk pergi tanpa melihat mereka juga.

Kitaoka — gadis yang menginjak-injak niat baiknya tepat setelah kami memasuki sekolah. Riasan sempurna, rok pendek, dan penampilan mencolok itu menarik perhatian mu mau atau tidak. 

Bukannya aku membenci gadis yang mencolok. Jika seseorang tidak terlibat dengan mereka, mereka bagus di mata dan menyenangkan (note: biasalah cowok). Aku memiliki perasaan seperti itu. Hanya Kitaoka yang berbeda. Rambut keriting halus melanggar aturan, tindikan gemerlapan sembarangan, dan kalung memberinya kilas balik ke kenangan pahit setiap kali aku melihatnya.

“……sekarang setelah kamu menyebutkannya, mengapa Kitaoka memilih sains, aku bertanya-tanya.” (Katsuya)

Dulu di tahun kedua, kelas dipisahkan. Di sekolah menengah Yasuki, siswa memilih Sejarah Geografis atau Matematika III untuk tahun ketiga mereka dan diklasifikasikan berdasarkan pilihan itu.

Gadis-gadis mencolok seperti Kitaoka umumnya memilih trek Sejarah Geografis dan berkumpul di kelas humaniora. Kitaoka juga sepertinya tidak perlu mengikuti ujian Matematika III. Meskipun demikian, entah bagaimana dia juga menginginkan jalur sains dan teknologi yang sama dengan ku dan memilih Matematika III yang sama. Ketika perasaan tidak menyenangkan mengingat kebetulan berakhir di kelas yang sama keluar, Katsuya berspekulasi itu, berkata,

B-bukankah karena itu, bukan? Karena 'Kimura-kun' ada di sana.” (Katsuya)

Kimura-kun. Di antara anak laki-laki, rumor dia dan kitaoka pacaran sempat terdengar. Dengan perawakan tinggi dan gaya kekinian, tahun lalu di festival budaya bersama bandnya, dia menyanyikan lagu yang dia tulis sendiri. Dia memilih Matematika III yang sama dengan Yasuki, tapi dia di kelas berbeda.

Baru-baru ini mereka tidak terlihat bersama, tapi…. Investigasi yang tidak berguna tidak diperlukan. Apakah mereka putus atau pergi bukan urusan ku.

“Oh, begitukah……” (Yasuki)

Yasuki menjawab sambil melepas kacamatanya sebentar untuk menyeka keringat.

Dari gimnasium orang bisa mendengar suara bola basket yang memantul dan orang yang saling merebutkan.

Sebelumnya  Daftar isi  Selanjutnya







Related Posts

There is no other posts in this category.

1 komentar

Posting Komentar