Pride, Jealousy, Glasses, and Oversized Allstars
"Baik. Survei
pilihan karir yang baru saja kalian terima akan
jatuh tempo pada hari Senin. Isilah sebelum itu.”
Ketua kelas mengakhiri kelas
dengan ini, dan dengan suara yang ramai
semua orang berdiri pada saat yang sama.
Aku mengarahkan kacamata
ku ke arah kertas cokelat di tangan ku. Udara musim panas yang sarat
kelembapan membawa suara jangkrik
melalui jendela yang terbuka.
Sudah waktunya, ya
Sebelum aku
menyadarinya dua tahun telah berlalu sejak aku masuk sekolah ini, dan dengan begitu saja aku memasuki tahun
terakhir ku.
Yasuki sekolah di SMA Minamisou,
dekat pusat Provinsi Bousou, salah satu sekolah paling bergengsi di prefektur
yang sejak dulu telah menghasilkan selebriti lokal. Sekolah telah jatuh dari
tahun ke tahun, menyebabkan periode prestasi akademik yang tidak mengesankan
dari siswa yang lulus. Bahkan kemudian, dua atau tiga siswa setahun masuk
ke pembukaan yang paling sulit, siswa yang lebih rendah menyerah pada kemampuan
akademik mereka yang rendah dan menganggapnya cukup. Singkatnya, ini adalah
sekolah di mana kemampuannya sangat bervariasi.
Di sana, jika seseorang
ditanyakan tentang Ijima Yasuki, mereka akan mengatakan bahwa
dia adalah siswa yang terlihat biasa saja,
bahwa nilainya rata-rata. Dia bukan bagian
dari klub atletik dan diberkati dengan banyak waktu. Selama dia bersiap untuk pelajaran dan meninjau setelahnya, dia tidak akan menonjol dengan cara yang buruk.
Mirip dengan kecakapan
akademis, ada hierarki yang tidak terlihat di ruang antara "siswa yang
bergembira di musim semi masa muda dan mereka yang tidak." –Yah,
beberapa aspek ditentukan oleh hal-hal seperti pakaian sampai tingkat tertentu,
jika itu masuk akal.
Anak laki-laki yang
tetap dalam tim klub atletik utama (seperti bisbol atau sepak bola), anggota
band di klub musik ringan, atau orang-orang sejenis berada di
puncak. Berikutnya adalah klub atletik biasa. Di bawah mereka adalah
klub budaya yang dapat berbicara dengan orang-orang di tingkat lebih tinggi. Yang terendah adalah orang
lain. Orang-orang di peringkat bawah memakai rompi yang bukan bagian dari
seragam dan mereka juga memakai celana yang pendek, jadi mudah untuk melihatnya.
Aku tidak melihat gunanya
mengenakan apa pun selain seragam yang ditentukan sekolah. Aku benar-benar tidak akan memakainya dengan cara apa
pun selain yang dimaksudkan. Di tahun pertama, aku berada di kelas yang sama dengan Katsuya dari
sekolah menengah yang sama, yang tahu banyak tentang anime dan efek
khusus. Saat berjalan pulang bersama, entah bagaimana aku akhirnya dicap sebagai otaku seperti
Katsuya. Dengan demikian, aku berakhir sebagai bagian dari kelompok siswa
dengan tingkatan
rendah.
Tapi itu tidak bisa
dihindari, dan aku tidak peduli. Pada titik
ini, mengubah penampilan atau berjuang terlihat seperti baru saja “Debut SMA”, bahkan orang tua ku,
yang terlihat biasa-biasa saja, tdapat menikah dan memiliki anak. Karena itulah pola-pola romansa atau
masa muda yang dihabiskan dengan meneteskan keringat dan air mata, untuk saat
ini, tidak ada hubungannya dengan ku. Karena tak lama lagi aku akan menjadi dewasa, yang merupakan kebahagiaan
tersendiri, aku sangat ingin semuanya berlalu dengan lancar. Begitulah pikir ku.
“Yassan. Ayo
pulang” (Katsuya)
Yasuki mendongak, dan
di depannya berdiri Katsuya.
Katsuya berkulit putih
dan pendek, dengan bibir merah yang tidak terlihat natural
dan rambut yang saling merapat
meskipun seharusnya sudah keramas. Di
sekolah menengah, gadis-gadis memanggilnya "kotor." Namun, orang
itu sendiri, tidak menunjukkan perhatian yang nyata atas reputasinya dan tanpa
menghentikan hobi otaku-nya, dan menyibukkan diri dengan pengumpulan informasi
hariannya.
Aku berasumsi bahwa aku akan mendengar Katsuya dengan penuh semangat
mengatakan sesuatu seperti "yang itu saleh" atau "DVD itu diubah
di sini," yang, bahkan tanpa informasi, menyenangkan. Faktanya, aku selalu berpikir “Aku iri dengan hasrat itu.
(Kecuali seberapa terbuka dia tentang game dan manga 18+ meskipun dia belum
cukup umur)”
Aku dengan cepat
memasukkan barang-barangnya ke dalam tas ku dan berjalan dengan Katsuya. Aku sedikit lebih tinggi dari Katsuya, tapi tinggi
hampir sama. Kira kira kami sekitar 170cm.
Di pintu masuk, saat mengganti
sepatu dalam ruangan dengan sepatu kets, Katsuya berbicara
"Oh ya, apakah
kamu akan pergi ke kamp pelatihan musim panas?" (Katsuya)
"Hah ... aku
berniat pergi, tapi" (Yasuki)
Kamp pelatihan musim
panas. Ini dimulai tepat setelah liburan musim panas dan tentang kelas
intensif.
Pada minggu pertama
liburan musim panas tahun ke-3 SMA Minamisou, ini adalah masa inap yang
berfokus pada studi selama 3 malam dan 3 hari di pusat pelatihan di
pegunungan. Mereka diajarkan secara ketat 5 mata pelajaran utama selama 8
jam setiap hari.
Partisipasi adalah
"by application", tetapi karena perjalanan sekolah terakhir adalah di
tahun kedua di sekolah menengah ini, ini adalah acara khusus untuk tahun
ketiga. Akibatnya, tidak kurang dari separuh siswa mendaftar.
Sejujurnya, Aku berpikir “itu menyebalkan”, tapi semua teman ku
sudah mendaftar. Jika aku tidak pergi, aku tidak akan bisa mengikuti topik pembelajaran untuk sementara waktu, ditambah aku masih
dibenci. Pada saat-saat seperti ini, aku tahu yang terbaik adalah menyesuaikan diri dengan
lingkungan sekitar.
“Tapi aku bilang saya tidak bisa pergi 3 hari 3 malam tanpa
smartphone atau internet, itu seperti siksaan, kau tahu? Apa yang harus aku lakukan tentang hal-hal seperti forum favorit ku? Aku kira aku harus meminta
adik laki-laki ku untuk membantu.” (Katsuya)
“Hanya sebanyak itu
bukan siksaan, kau tahu?” (Yasuki)
Sementara Aku mencoba menenangkan Katsuya seperti itu, dari
belakang, tawa nyaring terdengar dari sekelompok gadis.
Saat aku melihat gadis-gadis itu, rasa dingin naik ke
punggung ku. Itu adalah kelompok cewek yang berisik dan mencolok. Dan yang di depan
adalah-
Itu Kitaoka
…… (Yasuki)
Dia seperti tokoh figur yang
menggerakkan dan mengabaikan Yasuki dan
Katsuya. Dia mulai berbicara dengan gadis di sebelahnya.
“Juuri, kamu bilang
kamu membeli pakaian kamar Pique itu. Kira-kira berapa
harganya?” (Kitaoka)
(Gelato Pique, merek pakaian Jepang)
“Umm, itu sedang obral,
jadi kurang lebih sama dengan Nanago, kurasa.” (Juuri)
(Mungkin nama celana)
“Ohh, pasti
menyenangkan. Mungkin aku akan membeli satu.” (Kitaoka)
“Jangan. Maka kita
akan sama di kamp pelatihan. ” (Juuri)
Berbicara seperti ini, gadis-gadis berisik berlalu seperti badai.
Setelah lewat sepuluh
menit semenjak mereka pergi, Katsuya dengan
hati-hati membuka mulutnya untuk berbicara.
“......cewek-cewek itu juga akan pergi ke kamp pelatihan,
ya.” (Katsuya)
“Sepertinya begitu……”
(Yasuki)
Untuk menyembunyikan
kebencian ku, aku menjawab seperti itu. Namun, dalam pikiran ku, aku tidak tenang. Akan menyenangkan untuk pergi
tanpa melihat mereka juga.
Kitaoka — gadis yang
menginjak-injak niat baiknya tepat setelah kami memasuki sekolah. Riasan
sempurna, rok pendek, dan penampilan mencolok itu menarik perhatian mu mau atau
tidak.
Bukannya aku membenci gadis yang mencolok. Jika seseorang tidak
terlibat dengan mereka, mereka bagus di mata dan menyenangkan (note: biasalah
cowok). Aku memiliki perasaan seperti itu. Hanya Kitaoka yang
berbeda. Rambut keriting halus melanggar aturan,
tindikan gemerlapan sembarangan, dan kalung memberinya kilas balik ke kenangan
pahit setiap kali aku melihatnya.
“……sekarang setelah
kamu menyebutkannya, mengapa Kitaoka memilih
sains, aku bertanya-tanya.” (Katsuya)
Dulu di tahun kedua, kelas dipisahkan. Di sekolah menengah Yasuki,
siswa memilih Sejarah Geografis atau Matematika III untuk tahun ketiga mereka
dan diklasifikasikan berdasarkan pilihan itu.
Gadis-gadis mencolok
seperti Kitaoka umumnya memilih trek Sejarah Geografis dan berkumpul di kelas
humaniora. Kitaoka juga sepertinya tidak perlu mengikuti ujian Matematika III.
Meskipun demikian, entah bagaimana dia juga menginginkan jalur sains dan
teknologi yang sama dengan ku dan memilih
Matematika III yang sama. Ketika perasaan tidak menyenangkan mengingat kebetulan
berakhir di kelas yang sama keluar, Katsuya berspekulasi itu, berkata,
“B-bukankah
karena itu, bukan? Karena
'Kimura-kun' ada di sana.” (Katsuya)
Kimura-kun. Di antara anak
laki-laki, rumor dia dan kitaoka pacaran sempat terdengar. Dengan perawakan tinggi dan gaya kekinian, tahun lalu di festival budaya bersama bandnya, dia
menyanyikan lagu yang dia tulis sendiri. Dia memilih Matematika III yang
sama dengan Yasuki, tapi dia di kelas berbeda.
Baru-baru ini mereka
tidak terlihat bersama, tapi…. Investigasi yang tidak berguna tidak
diperlukan. Apakah mereka putus atau pergi bukan urusan ku.
“Oh, begitukah……”
(Yasuki)
Yasuki menjawab sambil
melepas kacamatanya sebentar untuk menyeka keringat.
Dari gimnasium orang
bisa mendengar suara bola basket yang memantul dan orang yang saling merebutkan.
Sebelumnya Daftar isi Selanjutnya

Semangat nge-TL bang
BalasHapus