Kemudian Yasuki mlihat lagi ke sekitar arena
kebun dimana teman-teman sekelasnya berkumpul, sedikit jauh.
Sebenarnya, aku selalu memperhatikan Kitaoka
sejak pagi ini. Tapi selalu saja ada orang disekitarnya, seorang gadis dari
kelas atau seseorang yang tampaknya menjadi temannya, dan dia gak pernah
sendirian. Dia bukan anggota klub mana pun, tapi dia rupanya punya banyak
kenalan.
Sekarang saat aku mencarinya, dia akhirnya sendirian.
Dia duduk di tempat yang teduh, bermain-main
dengan ponsel kesayangannya sambil memegang seikat bunga.
[Berbicaralah dengannya]
Kata-kata Kimura datang dan berlalu di
kepalaku. Sebenarnya, aku selali ingin menanyakannya langsung padanya. Aku gak
bakalan bisa melihatnya setelah lulus. Hari ini adalah kesempatanku.
Tapi apa yang harus aku katakan padanya
sekarang? Saat aku sedang bingung memikirkannya.
“Aah, ketemu!”
Anak laki-laki yang tampaknya seorang kouhai
berlalu melewatiku saat aku merenung.
Dia langsung menuju tempat dimana teman
sekelasku berkumpul, dan dia mengobrol langsung ke gadis yang aku perhatikan
dari tadi.
(Aa…)
Laki-laki di depann Kitaoka adalah seorang
laki-laki dengan tubuh kurus dan penampilan yang segar. Dia memiliki senyum
lembut dan sepertinya disukai perempuan, meskipun tidak sebanyak Kimura.
Dengan kamera digital di tangannya, dia mulai
mengobrol dengan Kitaoka. Rupanya dia ingin mengambil foto bersama dengannya.
pria tampan dan gadis cantik, seperti pada
gambar. Kitaoka menangapi dengan senyum malu, seolah-olah bukannya dia tidak
senang.
Setelah mengambil foto, mereka masih mengobrol
secara langsung, Kitaoka diberi hadiah olehnya. Dan setelah itu kouhai lainnya,
anak laki-laki di tahun yang sama dan bahkan gadis lainnya yang melihat ini,
segera meminta untuk berfoto dengannya. Dan akhrnya dia sekali lagi
dikelilingin banyak orang. Di tengah kerumunan itu, dia memgang ijazahnya
tampak berseri-seri dan anggun.
Ahh, ya, aku menyadarinya lagi dan rasanya
sulit mengambil nafas. Dia adalah bunga indah yang memancarkan aroma manis. Aku
hanyalah salah satu serangga yang mengerumuninya. Tidak ada racun untuk
mengendalikan, dan tak ada jarum untuk menusuk. Kau hanya bisa terbang
disekitaqrnya, dan mati tanpa menemukan nektar.
(… ini bukan tempatku)
[kouhai anying]
Aku sudah gila hanya karena Kimura menyuruhku.
Lagipula, dia gak peduli denganku. Dia hanya sedih sekarang, dan aku yakin
banyak orang yang bisa mengisi kekosongan hatinya, meski bukan aku. Aku telah
melalui banyak rasa sakit. Aku pikir aku seharusnya sudah memutuskan sehari
sebelum musim dingin untuk tidak akan pernah terlibat lagi dengannya.
Di tengah angin kencang bertiup, aku tak
sengaja mendengan suara kencang di telingaku.
“Kami ingin mengucapkan selamat kepada para
senpai kita atas masa depan cemerlang mereka dan hari-hari yang telah
dihabiskan bersama kami—”
Sebuah regu sorak yang terdiri dari siswa saat
ini memberikan sorakan. Begitu pesan semangat itu selesai, para siswa
berhamburan pergi ke tempatnya masing-masing, ada yang langsung pulang, ada
yang tinggal.
Yasuki meninggalkan gerbang sekolah bersama
anggota Kyouchiken. Seolah-olah dia telah memutuskan untuk pergi, dia tak
melihat kebelakang dengan penyesalan..
Siswa dari lingkungan sekitar, yang tampaknya
baru saja menyelesaikan upacara kelulusan mereka juga berkumpul di meja
sebelah, dan restoran yang luas dengan cepat dipenuhi oleh siswa SMA.
Segera setelah pesanan ku disajikan, ketua
saat ini yang duduk di sebelah ku, mengangkat satu topik dengan nada yang
santai.
Setelah itu, kami semua pergi ke restoran
okonomiyaki terdekat. Ketua klub saat ini, telah mempersiapakan reservasi,
sehingga sepuluh atau lebih anggota klub dapat masuk ke ruang tatami.
Siswa dari lingkungan sekitar, yang tampaknya
baru saja menyelesaikan upacara kelulusan mereka juga berkumpul di meja
sebelah, dan restoran yang luas dengan cepat dipenuhi oleh siswa SMA.
Segera setelah pesanan ku disajikan, ketua
saat ini yang duduk di sebelah ku, mengangkat satu topik dengan nada yang
santai.
“Ini mungkin tiba-tiba tapi senpai, bagaimana
ujianmu?”
Tamura yang duduk di seberang menjawab sambil
memasak cumi dan udang dari "Mochi Kaisen Special"
"Er... sepertinya aku sedikit ceroboh di
periode pertama sebelumnya. Mungkin Shiritsu (private)"
Gadis di kelas tiga lainnya yang lebih seperti
ghost member di klub juga mengangguk, "Aku juga". Tamura juga begitu
dan membalik udang.
"Aku sudah mendaftar untuk periode
selanjutnya, tapi... apa aku bisa lulus ya"
Yasuki yang lapar melihat situasi dari samping
dan meraih monhayaki yang dipesan semua orang. Dia menggunakan spatula kecil
(Namanya Hagashi) untuk menekan bahan-bahannya, saat sudah matang, dia
membawanya ke mulutnya. Kemudian, tanpa disadari dia merasakan sensasi terbakar
di lidahnya.
‘Panas!”
Aku panik dan menutup mulutku. Kemudian ketua
klub yang sedang berbicara dengan Tamura dan yang lainnya menatapku dengan
terkejut.
"... Iijima-senpai tolong biarkan
monjanya mendingin sebelum dimakan."
Ya aku tahu. Aku gak tahu mengapa, aku sedikit
bingung.
Eiko Tanaka datang membawa minuman dingin full
dengan es kepada Yasuki.
"Kamu main langsung saja—”
Dia tertawa kecil dan menyerahkan gelasnya
kepadaku.
.... Aku ingin tahu apa Tanaka akan melaporkan
hal seperti ini ke Nakajo setiap saat.
Aku merasa malu bahkan setelah cukup lama, dan wajah ku terbakar meskipun tidak terlalu panas.
Party berjalan dengan santai seperti biasa di
Kyouchiken, dan bubar di seore hari tanpa ada air mata yang terlihat.
Siswa kelas satu dan dua akan pergi keluar
untuk bermain, tapi aku akhir-akhir ini sudah menghabiskan banyak uang jadi
langsung pulang aja, seperti dua lainnya yang masih menggantungkan harapan
mereka di ujian paruh kedua.
Aku dan Tamura pergi ke stasiun lokal. Karena
kami berjalan ke stasiun hari ini, kami menuju ke arah yang sama sampai
setengah jalan.
Angin diluar sangat kencang. Tamura bilang,
"Ini hari yang indah" dan mulai memotret pemandangan dengan kamera
ponselnya. Yasuki tiba-tiba memotong dengan, "Ahh itu" kepada tamura.
“Nani?” Tamura bebalik.
“Begini, Aku sudah membeli ponsel di hari yang
lalu.”
Kepadaku,
Tamura tertawa kecil.
"Ho, aku lihat moderenisasi sudah sampai
ke Messi."
Dia bilang begitu dengan nada mengejek.
“Jadi kapan itu?”
“Sebenarnya saat akhir tahun, tapi… kau tahu
kan ada rumor yang beredar? Jadi aku gak bisa membawanya ke sekolah dulu.”
“Oh begitu,” ucap Tamura mengangguk.
Satu-satunya orang lain yang ku kenal dan
telah kuberitahu tentang ini adalah Katsuya, tapi Tamura sudah sangat membantu
ku dan telah memberi ku dukungan emosional selama masa-masa sulit. Dia juga
gadis yang "soft-spoken", tapi pada akhirnya aku merahasiakannya
darinya, dan seharusnya dia bisa dipercaya.
Jadi jika ada yang bisa aku lakukan untuk
membantunya, aku akan melakukannya. Untuk alasan itu, aku pikir itu ide yang
bagus dengan memberinya kontakku. Aku memutuskan untuk memberitahunya
Tamura mengambil smartphone-nya dan bertanya.
“Kamu sudah punya sekarang?”
“Ya sudah”
“Kalau gitu kasih tahu Id Line mu”
“Oke, tunggu sebentar.”
Saat aku bilang begitu, aku juga merogoh saku
celana ku dan mengeluarkan sesuatu yang aku sembunyikan.
Ketika Yasuki mengoperasikan perangkat dengan
tangan ku yang belum terbiasa, Tamura menunjuk ke kaki ku dan bergumam.
Sesuatu telah jatuh.
“Apa?"
Pada saat itu, angin yang sangat kuat bertiup,
dan benda yang seharusnya jatuh dengan lembut menyambar di depan ku dan
terbang.
Itu adalah selembar kertas putih kecil.
Mungkinkah itu...
(itu .......)
Aku secara refleks meraihnya, tapi aku tidak
bisa meraihnya. Sementara itu, selembar kertas tersedot ke langit dan menghilang
dari pandangan.
Menatap ke langit dengan cemas, aku memasukkan
tanganku ke dalam saku lagi. Seperti yang kupikirkan, kuitansi yang diberikan
Kimura padaku pagi itu telah hilang. Itu jatuh dengan smartphone ku ketika aku
mengeluarkannya, dan aku bahkan tidak dapat menemukannya saat dibawa angin. Itu
adalah utas terakhir yang menghubungkan Kitaoka denganku. Bahkan benang tipis
itu baru saja dipotong... (istilah yang menghubungkan sesuatu)
"Kenapa?"
Suara Tamura membawa ku ke kenyataan.
"Tidak, bukan apa-apa."
Tidak apa-apa, aku bilang begitu pada diriku
sendiri. Aku gagal memenuhi harapan Kimura, tapi itu benar-benar tidak bisa
dihindari, dan aku sejak awal tidak berjanji untuk menghubunginya.
Aku tidak mengucapkan selamat tinggal bahkan
di hatiku. Ini bukanlah akhir. Ini bahkan belum mulai.
Aku mungkin terjebak dengan Kitaoka untuk
sementara waktu. Tapi di lingkungan yang baru, sentimentalitas ini akan secara
bertahap akan memudar dalam hirup puruk, dan sebelum aku menyadarinya, aku akan
bisa melupakan semuanya.
Tamura, yang berjalan di depanku, menoleh ke
arahku dan bertanya "Apa yang kamu lakukan?" Langit di kota itu cerah
dan tinggi saat hari pertama musim semi bertiup, dan Yasuki tidak bisa menahan
diri untuk tidak menyipitkan mata pada sinar matahari.
emang *njink tu kohai
BalasHapusPlease mc tinggalkan aja heroine jalang yang lebih mendahulukan gengsi seperti ini, seharusnya si heroine jalang yang datang ke mc, bukan mc datang ke dia
BalasHapusHarusnya sih Heroine sih yg datang Krn dia yg naif
BalasHapus