Di Februari,
Yasuki mendaftar di beberapa Universitas swasta
Tujuannya
adalah untuk menguji kinerja ku dan untuk membiasakan diri sebelum mengikuti
ujian masuk universitas negri. Hasilnya adalah satu kemenangan dan satu
kekalahan sejauh ini. Sekolah ketiga di minggu depan, jadi waktuku masih banyak.
Tapi sekarang setelah aku diterima di satu sekolah, aku merasa sedikit lebih
santai dari sebelumnya.
Aku sudah
belajar di kamar untuk waktu yang lama, jadi kepala dan tubuhku cukup kaku.
Sambil istirahat, aku menyalakan PC ku dan membuka mailer.
Sudah lama
sejak aku login, jadi aku memiliki banyak email. Sebagian besar dari mereka
adalah surat langsung, tapi aku perhatikan ada beberapa surat dari orang yang
tidak terduga kecampur dengan semuanya.
Pengirim: Kunta Wada
Judul : Apa kabar?
Teks: “Halo, Iijima-senpai, sudah lama tak bertemu.
Aku tahu ini tiba-tiba, tapi apakah kamu dapat datang ke sekolah pada
hari berikutnya?
Aku tahu kamu sibuk dengan musim ujian, tapi kami para junior hanya ada
kelas di pagi hari, kupikir kita bisa makan siang bersama.
Aku ingin membalas seniorku atas semua bantuan dan dukungan yang telah kalian
berikan kepadaku.”
Wada adalah siswa
tahun pertama di klub geografi lokal, dan kouhai yang memiliki hubungan baik
denganku. Dia juga orang pertama yang mengenakan boneka Chiibaa di festival
sekolah.
Ketika aku melihat tanggal, aku melihat email
terkirim minggu lalu, dan lusa sudah dekat. Aku sudah berencana untuk tidak
datang di hari itu, jadi aku harus menolak undangannya, aku bertanya-tanya
apakah sudah terlambat untuk membalas emailnya?
Aku maunya berpura-pura gak ngeliat, kemudian
aku melihat nama yang familiar di kotak pengirim pada inbox ku.
Klik dua kali dan membuka email.
Pengirim: Katsuya Saito
Judul: How are you?
Text: “Hei, aku sudah lama tidak melihat wajahmu, apa kabar?
Ketika
aku pergi belajar di perpustakaan sekolah tempo hari, aku bertemu Mammy-sensei,
dan dia bertanya apa yang sedang Iijima lakukan!
Dia
berkata, "Jika kamu tidak muncul pada hari sekolah berikutnya atau nanti,
aku tidak akan memberikan ijazahmu," jadi kamu harus muncul sesekali!
Aku
menunggu mu ♡”
Ketika aku membaca kalimat terakhir, aku
hampir ingin muntah. Aku tidak bisa melihat bajingan itu berdiri telanjang, dan
aku juga jijik ketika memikirkan tubuh telanjang pucat Katsuya yang gemuk
(omong-omong, kebetulan, Mammy-sensei adalah wali kelas setengah baya bernama
Mamamiya Miya, nama yang lucu tapi sebenarnya seperti orang tua gorilla pada
umumnya.) [ini ejekan mungkin?]
Aku memiliki absen kehadiran yang cukup, jadi
tidak mungkin mereka benar-benar membiarkan ku tak lulus, tapi aku ingin
menghindari masalah. Aku tidak peduli dengan murid-murid yang menyebarkan rumor
diantara mereka, masalahnya aku tidak ingin terlihat buruk dihadapan guru.
Yah, rumor akan hilang ditelan waktu, dan
orang-orang di sekitar ku tidak punya waktu untuk khawatir tentang hal-hal
seperti itu. Aku dengan enggan memutuskan untuk pergi ke sekolah, dan menulis
balasan "OK" ke email Wada. Aku mengabaikan email Katsuya.
Karena jadwal kereta, aku selalu tiba di
sekolah lebih awal. Jika aku diam di kelas, mungkin akan terlihat seperti aku
mengharapkan sesuatu, jadi aku memutuskan untuk belajar sendiri di
perpustakaan.
Perpustakaan terletak di gedung baru dan
terhubung ke gedung sekolah yang lama melalui lorong. Saat aku berjalan di
lorong yang dingin sendirian, aku melihat kelompok siswa yang berlari ke arahku
seperti angin dari sudut lain.
“yasan, kau masih hidup!”
Aku tak bisa menghindari pelukannya. Katsuya
meremas wajahnya dan melingkarkan lengannya ke tubuhku, membelai dan
mengacak-acak rambutku.
Kupikir... hanya absen dari sekolah sebentar,
tapi kurasa dia mengkhawatirkan ku dengan caranya sendiri. Aku menepuk
punggungnya untuk menenangkannya, dan dia memelukku semakin erat.
Dan, dari belakang aku mendengar suara rendah
seorang gadis.
“Apa-apaan kalian, jangan bilang kalian berdua
BL di sekolah.”
Aku melihat sekitar dan ada Tamura disana,
memegang Buku soal Bhs. Inggris di tangan, melihatku dengan ekspresi terkejut
di wajahnya.
Katsuya dengan cepat menjauh dari ku dan dan
mengulurkan tangannya di depan Tamura seperti anjing dan berkata.
“Oh, Tamu-san. Beri aku coklat!”
“Sudah kuduga ada cowok seperti ini... aku
sudah mempersiapkannya.”
Tamura terkekeh dan mengeluarkan sebungkus
wafer coklat merah dari saku seragamnya dan mengantungnya di depan mata
Katsuya.
"Arigatou! Sasuga ane-san, kau luar
biasa! Aku terkejut! Aku basah" (?)
"Pastikan ujungnya yang basah.... jadi
seperti yang aku katakan, siapa yang menerima siapa yang menyerang?"
"Well, aku sebenarnya tidak masalah jika
terbalik, tapi dengan Yasan tentu saja penyerang."
Katsuya cengan cepat membuka bungkus coklat
dan memakannya. Seperti biasa aku tidak mengerti apa yang mereka bicarakan.
“Apa yang kalian bicarakan.”
Aku bertanya dan Tamura melihat ku.
"Oh Messi. Sudah lama aku tidak
melihatmu, tapi kau terlihat seperti pertapa."
Aku rasa itu karena aku lupa mencukur dagu dan
bagian bawahnya. Aku juga mengurangi asupan kalori ku akhir-akhir ini dan aku
tida tertidur dengan sengaja, meskipun aku belum menimbang berat badanku, aku
merasa telah kehilangan banyak berat badan.
Tamura sedih melihat kondisi ku, dan seperti
yang dia lakukan sebelumnya, dia mengeluarkan hadiah dari sakunya dan
memberikannya kepada ku.
"Aku berikan ini ke Messi. Kau tidak
punya siapapun yang akan memberikan ini, kan?"
"Oh, terimakasih......."
Aku menerimanya dengan senang. Itu paket
ekonomik coklat yang di bungkus sendiri. Aku tak tahu harus bersikap seperti
apa, senang atau bersikap biasa saja.
"Apa? Kau tidak perlu membalasku
kembali."
.... apa itu pura-pura dan mengharapkan
sebaliknya? Bagaimanapun, Tamura adalah sapi peras, mungkin aku harus
membalasnya dengan sesuatu yang simple.
"Ngomong-ngomong, apa kamu datang untuk
makan siang dengan Wada-kun dan yang lainnya hari ini?"
Kohai dari Kyouchiken menngundang kami,
"Senpai datanglah makan siang nanti". Aku akan pergi, tapi aku ingin
tahu apa yang dilakukan Tamura.
Ketika aku bertanya, Tamura bilang,
"Hah?" ucapnya pelan seolah-olah terkejut.
"Aku tidak diberitahu, apa itu?"
Aku juga terkejut dengan balasannya.
"Well,... minggu lalu aku dapat email
dari Wada-kun, bilang "makan siang bersama senpai"..."
Dia bilang, "Senpai" jadi aku kira
Tamura juga ikut. Satu-satunya mantan dari klub di tahun ketiga adalah seorang
gadis dari kelas sains dan matematika, lebih seperti ghost member daripada
Tamura. Sulit membayangkan Wada-kun juga mengundangnya.
Tamura tersenyum seolah menegurku.
"Apa itu? Yah, bukankah itu percakapan
yang kau lakukan diantara pria?”
Antara pria.... well itu tak masalah. Tapi aku
heran kenapa repot berpura-pura menyebut orang lain juga.
"Messih hanya populer dengan laki-laki
ya."
Tamura melambaikan tangannya dan pergi ke
perpustakaan duluan.
Katsuya bertanya, "Siapa Wada? Apa dia
imut?" dengan tangannya menutupi mulutnya. Well Katsuya tetaplah katsuya,
dan suasananya sedikit aneh mungkin karena ujian masuk.
Saat sekolah dimulai, aku berlari menuju
kelas, dan ketika homeroom dimulai, aku menyadari beberapa kursi kosong,
mungkin karena ada ujian masuk universitas swasta.
Hari pertama di sekolah, kelas tiga tidak
banyak hal yang harus dilakukan. Hanya kegiatan bersih-bersih, mengkonfrimasi
jadwal selanjutnya, upacara kelulusan, dan nasehat yang menyakitkan tentang
karir dan jangan bermalas-malasan.
Seperti biasa, Yasuki menghilang dari kelas
dengan cepat. Ketika dia berjalan dari gerbang sekolah dan pergi ke arah
berlawanan dari stasiun, tiba-tiba tangannya dipegang dari belakang.
“Kemana kamu pergi, Yassan?”
Ketika aku melihat kebelakang, Katsuya sedikit
membungku dan menahanku. Sepertinya dia bersusah payah mengejarku. Aku
seharusnya bilang padanya di pagi hari, “Aku punya urusan hari ini, jadi aku
pulang duluan.”
Saat aku melihatnya dengan bingung, Katsuya
menatapku dengan pandangan sekilas dan tersenyum.
“Hei, hei, apa kamu akan bertemu dengan
Kitaoka-san sekarang?”
“Ha?”
“Kalian akan bertemu di tempat yang agak jauh
dari sekolah kan?”
“Tidak tidak…”
Aku tidak memberitahu kebenarannya, jadi dia
masih berpikir bahwa aku dan Kitaoka masih dekat. Kapan dia akan sadar akan
sifat aslinya?
Ketika aku bilang akan pergi menghabiskan
waktu di coffee shop terdekat mengingat aku masih punya banyak waktu untuk
bertemu dengan kohai ku, dia bilang, "Benarkah? Aku juga akan ikut kalau
begitu!"
Tanpa diduga, Katsuya cukup keras kepala.
Hadeuh salah paham yg mantap
BalasHapus