Katsuya dan aku duduk di sofa yang nyaman di belakang.
Karena kami tidak membawa banyak uang dan aku belum terlalu lapar, kami hanya
memesan kopi.
Rencananya aku bertemu dengan Wada di pintu
masuk kelas tiga jam 12:30. Aku bisa belajar di perpustakaan sampai saat itu,
tapi aku tidak ingin berada di dalam sekolah, jadi aku datang ke sini. Jaraknya
hanya jalan kaki dekat dari sekolah, tapi karena berlainan arah dengan stasiun,
tidak banyak dilalui oleh siswa. Ini bisa dibilang tempat terpencil yang jarang
dilalui.
Aku menunggu untuk kopi sedikit lebih dingin
sendirinya dan berbicara dengan Katsuya, yang sedang menuangkan susu ke
cangkir.
"Jadi Mamiya-sensei tidak benar-benar
marah kan?"
Email dari Katsuya mengatakan bahwa wali kelas
ku marah karena aku tidak datang ke sekolah.
Tapi, wali kelas yang aku temui tadi tidak
terlihat marah kepadaku. Malah kebalikannya, dia bahkan bilang, "Aku
terkejut kau tiba-tiba merubah keputusan mu tapi, semangat!"
terhadapku yang bertanya, Katsuya acuh tak
acuh menjawab
"Ah ketahuan? Tapi ya, jika aku tidak
bilang begitu, Yassan tidak akan datang ke sekolah."
Lagipula, email itu hanya gertakan. Aku
bertanya mengapa, Katsuya melanjutkan sambil mengerutkan keningnya.
"Aku kesepian tanpa Yassan, kau tahu? Dan
memang benar Mammy-chan juga mengkhawatirkanmu."
Aku jijik dengan suaranya yang manja itu.
Kenapa semua orang meremehkan ku... Katsuya,
Wada.... bahkan Kitaoka. Kenapa semua orang berbohong kepadaku? Apa karena aku
mudah untuk dibohongi? Aku merasa membenci diriku sendiri.
Aku belum bertemu dengan Kitoka cukup lama,
dan seperti kata Katsuya, dia terlihat sedikit tidak bersemangat. Ketika aku
bersih-bersih, mata kami bertemu sebentar, tapi aku dengan cepat mengalihkan
mataku dengan canggung. Jika dia melihat ku seperti itu, rasanya aku yang
bersalah disini. Harusnya aku yang tersakiti.
(Kenapa?... sial)
Aku masih punya perasaan sedih di dadaku. Jika
saja aku tidak datang ke sekolah hari ini, aku tidak akan seperti ini. Ini
semua salahnya, pikirku, menatap Katsuya.
Aku sedikit melototi Katsuya, mengatakan semua
ini salahnya. Katsuya bilang, "Lagipula, aku hanya dapat coklat dari
Tamura-san di sekolah. Ah, apa Yassan akan dapat satu saat ini?" Aku
meletakkan cangkir di tanganku di atas meja dan membuka mulutku.
"Dengar Katsuya."
Ketika aku bilang ingin mengatakan sesuatu
kepadanya, dia membalas dengan, "apa?-"
"Ini cerita tentang kohai di club
Kyouchiken, dia punya gadis yang dia sukai, dan berpikir dia baik."
Kebenarannnya adalah bukan Kohai, aku
mengatakan kebohongan yang dilebih lebihkan kepada Katsuya.
"Tapi, dia mendengar gadis itu berbicara
buruk tentangnya dengan gadis lain"
Dia bilang bahwa dia bukanlah temannya dan tak
mungkin dia akan jatuh cinta padanya.
Katsuya mendengarkan dalam diam.
"... Dia sangat terpukul dengan masalah
itu. Aku bertanya-tanya apa yang harus aku katakan kepadanya. Jika itu kau, apa
yang akan kau katakan?"
Ini adalah pertama kalinya aku menanyakan
pendapat kepada orang lain. Aku sedikit gugup karena tidak bisa membaca
bagaimana tanggapan Katsuya.
Sejujurnya, ada bagian dariku yang
bertanya-tanya apakah aku harus membicarakan ini dengan Katsuya. Tapi Katsuya
punya pacar, dan sepertinya hubungan mereka baik-baik saja, jadi dia mungkin
lebih memahami pikiran perempuan daripada aku. Bukannya aku ingin berdebat,
tapi ini layak untuk dicoba.
Katsuya mengaduk kopi dengan sendok dan
mendentingkan sendok di sisi cangkir sekali sebelum meletakkannya di atas meja.
"Hmm, ini cukup sulit."
Kau benar,
aku mengangguk. Aku benar jika merasa sedih di titik ini. Aku merasa sedikit
lega.
"Maa, jangan dipikirkan, yang harus kau
lakukan adalah tidak memikirkannya."
Aku kecewa dengan jawaban yang biasa. Jika aku
bisa melakukannya, aku tidak akan kesulitan. Aku tidak bisa menyalahkannya begitu
saja, tapi aku juga tak bisa memaafkannya, menghadapinya, atau bahkan
melupakannya, jadi itu sulit bagiku.
Mungkin waktu akan menyelesaikan masalahnya.
Tapi bagaimana aku bisa menahan semua ini sampai waktunya tiba? Itu saja yang
ingin ku tahu, tapi tak seorang pun bahkan bisa memberi petunjuk.
Katsuya menyeruput isi cangkirnya dan
melanjutkan berbicara kepadaku, yang tak bisa merespon sama sekali.
"Tapi, menurutmu si cewek benar-benar
bermaksud mengatakan itu?"
"eh."
Aku terkejut dengan pendapat yang tak ku
harapkan. "Apa maksudmu?" aku bertanya balik, yang dijawab dengan
tenang oleh Katsuya.
"Soalnya, si cowok kan tidak mendengarnya
secara langsung darinya, dia hanya menguping saja."
Mengejutkannya, siapa sangka aku akan dibuat
diam dari sudut pandang berbeda? Sebuah titik buta.
Katsuya kemudian bertanya saat dia duduk tegak
di kursihnya, membuat ekspresi yang lebih serius dari sebelumnya.
"Lebih detailnya seperti apa
situasinya?"
"Well, si cewek sedang berbicara dengan
temannya di kelas setelah sekolah, dan si kouhai kebetulan lewat dan mendengar
nya...."
"Soka, jadi seperti apa
"perasaan" nya? Apa ada semacam hubungan tertentu diantara mereka?"
"Aku tak yakin... kau bisa bilang dia
percaya padanya."
Setelah mengatakan itu semua, aku cepat-cepat
menambahkan, "Aku tidak tahu, aku tidak yakin." ini hanya cerita dari
seorang kouhai.
Ya, ya,
Katsuya mengangguk dengan serius. Yasuki menyeruput sedikit kopi di tangannya.
“Lalu, tidak kah kau berpikir mungkin saja itu
semacam ‘tip for tat’, kan?”
[Uri Kotoba ni Kai Kotoba (売り言葉に買い言葉) aku gak tahu
gimana ngartiinnya ke Bahasa Indonesia sebagai gantinya pake peri bahasa Inggris
aja, silahkan cek di Wikipedia tip for tat]
Aku hampir menyemburkan kopiku dari mulut. Terhasut
ya... memang ada suasana seperti itu.
"Ee.... tapi yang lainnya adalah teman
yang cukup baik dengannya kau tahu?"
"itu bukan berarti dia mengatakan
kebenaran di belakang. Sebagai contoh, siapa yang akan menganggapanya serius
jika seorang suami berkata buruk tentang istrinya diluar rumah?"
"Itu karena mereka menikah."
"Itu sama saja bukan? Semakin dekat kau
dengan seseorang, semakin sering kau berbicara buruk tentang mereka."
Itu terlihat sedikit gak masuk akal, tapi aku tak
bisa berdepat dengan argumen yang kuat seperti itu.
"Aku akan katakan ini, aku hanya akan
percaya jika orang tersebut mengatakannya padaku langsung."
Dia melihatku tepat di mata. Aku tidak yakin
apakah dia tahu tentang masalah ku atau tidak. Melihatku yang bermasalah,
Katsuya kembali melanjutkan.
"Karena dia hanya akan mengatakan apa
yang diinginkan orang lain, apa yang orang lain pikirkan sama. Jadi, jangan
peduli apa yang dia katakan dibelakang mu, itu saja."
"Tapi...."
"Aku tahu banyak yang mengatakan hal
buruk tentang ku dibelakang, tapi tak banyak yang berani mengatakannya di
depanku... artinya mereka tidak terlalu berpikir seperti itu tentangmu."
Aku terkejut dengan kata-kata yang tak
disangka
Karena penampilan dan hobinya, Katsuya sering
dipanggil "menjijikkan" oleh orang-orang disekitarnya. Bagaimanapun,
dia tidak pernah merubah penampilannya, atau runtuh, membuatku bertanya-tanya
bagaimana dia menjaga mentalnya tetap kuat.
Karenanya, keyakinannya ini adalah sumber
kekuatannya. Itu sebabnya dia tidak pernah goyang, selalu benar, dan selalu
terlihat ceria. Ini mengapa pacarnya mencintainya, dan juga alasan mereka dapat
berhubungan dengan baik.
Tapi...
".... kau, bisa saja tertipu."
Jika kau hanya percaya apa yang dikatakan
langsung padamu, bukankah itu membuatmu target penipuan yang mudah dari orang
jahat? Aku menjadi sedikit khawatir.
Katsuya membalas dengan wajah yang santai atas
kekhawatiran yang aku tunjukkan.
"Benar, jika uang terlibat, tapi ini
cerita yang berbeda. Apa gunanya menipu orang seperti kita yang tak punya uang
dan kuasa?"
Aku tidak bisa menahan untuk menelan ludah
mendengar semua pendapat yang masuk akal.
Katsuya mengatakan ini kepadaku, kemudian dia
meluncurkan serangan terakhir.
"Memang benar si cowok syok, tapi... jika
dia sangatlah kesal, kenapa tidak langsung saja bertanya sama si cewek akan
maksud dari perkataannya? Jika kau sekesal itu, kenapa masih terganggu dengan
masalah itu? Aku tidak mengerti."
Caranya berbicara, dan juga tindakannya....
aku rasa dia tahu kebenarannya.
Aku berpikir seperti itu tapi aku tak punya
energi untuk memastikan kepadanya, aku bilang, "Aku akan mengatakan ini
pada si kouhai" Dan Katsuya bilang, "Senang bisa membantu." Sulit
mengetahu apa dia serius dari nada suaranya.
Sebelumnya Daftar isi Selanjutnya
Sulit nyaaaa
BalasHapus