Koi Nante Chapter 3

Posting Komentar

Changing Season

Liburan musim panas berakhir, tapi masih tersisa sedikit panas di pertengahan musim panas. Yasuki, mengenakan seragamnya untuk pertama kalinya dalam beberapa saat, melewati gerbang sekolah.

Ketika aku memasuki kelas, aku mendapat perasaan yang kuat dari 'Aah, orang itu benar-benar mengundurkan diri, ya' si rambut setengah tumbuh, pemain klub bisbol.

Butuh beberapa saat sebelum kelas dimulai, dan Kitaoka Ema tetap sama seperti biasanya. Di antara gadis-gadis di kelas yang dekat satu sama lain, ada seorang cowok yang berpacaran dengan salah satu dari mereka dan berkenalan dengan kelompok itu. Mereka tidak berbicara mengenai ku atau tentang ku, sepertinya mereka tidak diberitahu tentang masalah di kamp pelatihan atau datang ke rumah ku untuk mengembalikan sepatu oleh KitaokaAku yang bepergian dengan kereta api, dan Kitaoka yang berjalan kaki, tiba di sekolah di waktu yang berbeda sehingga sesuatu seperti saling menyapa tidak benar-benar terjadi. Tapi, jika ada satu hal berubah, itu—

"Hah? Kamu mengubah gaya rambutmu, Ema-chan?”

Seorang anak laki-laki yang kebetulan datang untuk meminjam buku teks memanggilnya. Gaya rambut Kitaoka di awal liburan adalah gaya yang cerah dan bergelombang, tapi sekarang sedikit lebih gelap dan lurus. Hari pertama sekolah setelah istirahat, semua orang berkata 'Sangat imut’, 'Sangat lucu,' tapi sebenarnya Aku juga merasa sedikit shock saat pertama kali melihatnya.

Dari apa yang dikatakan cowok itu, Kitaoka hanya memberikan "mhmm" dan mengabaikannyaAku sedikit jauh sedang berbicara dengan Katsuya, tapi kata-kata keras anak itu masih sampai ke telinga ku.

“Wah… imut sekali. Aku juga lebih suka gaya itu”

Saat aku mendengar itu, untuk beberapa alasan Aku merasa sedikit ngeri dan jijik. Mengintip situasi Kitaoka, dia tampak tidak terlalu senang dan hanya bermain dengan smartphone di tangannya.

OhBukan hanya aku yang merasa jijik dengan caranya berbicaraAku merasakan perasaan lega yang aneh.

Begitu bel berbunyi, cowok itu meninggalkan kelas dan Aku kembali ke tempat duduk ku.

Tempat duduk Kitaoka berada di tengah barisan yang paling dekat dengan lorong, cukup jauh dari ku yang berada di dekat jendela. Siapa pun akan berpikir gaya rambut lurus sutra barunya itu imut, jadi reaksi ku tidak berbeda dari yang orang lain pikirkan.

Setelah itu, tidak lama 'sampai panas dan dinginnya Higan1' mungkin agak awal untuk kata-kata itu, tetapi di pagi dan sore hari angin yang sedikit sejuk bertiup. 

Prep school ku berada di kawasan bisnis dekat dengan stasiun Chiba. Setelah course musim panas, aku pergi ke sana dengan kereta api dua kali seminggu sepulang sekolah. (Sekolah berada di arah yang berlawanan dengan rumah ku. Sepanjang jalur yang disebut Toubousen Stasiun Chiba → Rumahn ku → SMA adalah urutannya)
(prep school semacam sekolah persiapan perguruan tinggi)

Katsuya pergi ke prep school terdekat pada hari yang sama, dan kami biasanya bertemu di depan stasiun di sebuah restoran cepat saji setelah kelas kami berakhir sampai akhirnya pulang.

Setelah course prep school selesai, sambil minum kopi di toko biasa, aku meninjau kata kerja intransitif untuk sastra klasik yang tidak dapat aku ingat tidak peduli berapa kali aku menghafalnya.

"Yasan"

Mengangkat wajah saat aku mendengar nama ku di panggil, aku melihat Katsuya berdiri di sana.

Aku segera mulai menyiapkan barang-barang ku dan pergi. Saat aku bangkit dari tempat duduk ku dan kami meninggalkan toko, Katsuya tiba-tiba berhenti.

Untuk beberapa alasan dia berbalik. Katsuya, dengan ekspresi yang sulit, berbicara dengan suara kecil:

“Yassan… Kau tahu, aku belum mengatakan apapun sampai sekarang tapi…”

"Apa?"

Apa yang terjadi? Sekarang aku memikirkannya, beberapa jam yang lalu dia berkata "Maaf, aku benar-benar harus pergi dulu" saat wali kelas berakhir dan meninggalkan kelas denagn cepat layaknya terbang.

"Apa itu?" aku bertanya lagi, dan dari bayangan Katsuya yang sedang menunduk muncul seorang gadis dengan seragam sekolah tipe blus putih.

“Katsuya-kun, apakah itu 'Yassan?'

Dipanggil, Katsuya melihat ke belakang. Dia mengangguk ambigu, dan gadis itu berdiri di sampingnya dan membungkuk.

"Salam kenal. Aku sudah sering mendengar tentangmu dari Katsuya-kun.”

Mengatakan itu, dia dengan ringan menyentuh lengan Katsuya. Kesan yang aku dapatkan adalah seorang gadis pendek, dengan suara anime dan wajah kemerahan sederhana seperti apel.

...aku mengerti hubungan mereka berdua bahkan tanpa bertanya. Sebaliknya, bagaimana aku tidak memperhatikan ketika aku bertemu dengan Katsuya setiap hari. Aku mendapat sedikit syok

"Sejak kapan…"

“Ketika aku pergi ke acara musim panas. Sepertinya dia selalu mengunjungi blog ku. Dan karena dia tinggal dekat, dan kami rukun…”

Jadi intinya, sejak sekitar satu bulan yang lalu, ya. Aku tidak tahu detail 'Acara', tapi itu mungkin jenis tempat mereka menjual doujin. Gadis itu mengenakan seragam sekolah khusus perempuan di sekitar sini, jadi dia pasti tinggal dekat, pikir ku.

Dia tersenyum sambil menatap Katsuya. Katsuya balas menatapnya senang dan terlihat tidak buruk. Tampaknya saat ini, aku hanyalah penghalang bagi keduanya.

“Ya, kalau begitu. Aku ada urusan, jadi aku pulang dulu.”

Dengan mulut yang sepertinya membaca suasana, aku menatap gadis itu.

“Eh… Oh, begitu ya? Baiklah, mari kita makan sesuatu bersama lain kali, oke? ”

Aku akan mengerti jika dia hanya mengatakan itu, tetapi cewek itu tidak tampak seperti orang jahat.

Masing-masing dari keduanya melambaikan tangan mereka. Ketika aku melihat dari balik bahu sejenak, Aku melihat mereka berpegangan tangan seolah mereka sudah melupakan ku.

Menaiki eskalator panjang dan menarik tiket dari mesin, aku akhirnya menuruni tangga dan tiba di peron Toubousen. Namun, kereta yang turun sudah pergi, dan orang-orang tersebar dimana-mana. Kereta berikutnya dalam 20 menit. Ini adalah hari dimana semuanya adalah ketidak beruntungan.

Sambil mendesah, aku ingat adegan sebelumnya. Harmoni Katsuya dan pacarnya. Mereka berdua pasti tergila-gila satu sama lain.

Dia orang yang baik, jadi Aku ingin mereka bahagia, pikir ku. Meskipun aku berpikir seperti itu, di sisi lain aku merasa itu tak tertahankan.

Sampai sekarang, aku beralasan dengan diriku sendiri yang tidak punya pacar 'tidak banyak gadis di kelas' dan 'Aku terlihat sebagai otaku.' Tapi otaku atau tidak, intinya orang-orang yang memiliki sifat proaktif yang akan mendapatkan pacar. Kenyataannya, seorang otaku yang serius seperti Katsuya bisa mendapatkan pacar. Intinya adalah aku sendiri tidak memiliki pesona. Baik dalam penampilan maupun diriku sendiri

Ketika aku mendengar Katsuya pergi ke acara itu meskipun dia seorang siswa yang sedang mempersiapkan ujian, aku terkejut, tetapi lebih dari menikmati melakukan hal-hal yang ingin dia lakukan, dia mendapat pacar. Aku menghabiskan musim panas ku dengan belajar, serius, untuk apaAku merasa kosong.

Selain itu, meskipun aku sampai sejauh itu, dalam hasil dari ujian simulasi yang kami ambil di akhir liburan musim panas, peringkat keseluruhan ku turun tidak kurang dari 20 tempat. Mulai sekarang, orang-orang yang mengundurkan diri dari klub olahraga akan menyusul ku, bahkan lebih dari sebelumnya, aku tidak bisa lengah. Memikirkan itu, ketidaksabaran ku hanya bertambah.

Aku sekali lagi mengambil napas dalam-dalam dan merengut ke tanah. Agak dingin untuk kancing lengan pendek meskipun aku mengenakan t-shirt di bawahnya. 'Achoo' aku bersin, dan pada saat itu

“Iiiijimaa!”

Aku merasakan tekanan pada ransel di punggung kuAku tersandung 2… 3 langkah ke depan. Tepat di tepi peron aku berhasil memperbaiki posisiku.

Bukankah itu berbahaya, aku melihat ke belakang untuk segera memperingatkan siapa pun yang melakukannya. Setelah melihat sosok orang yang berdiri di sana, kekesalanku digantikan dengan syok

"Apa yang salah? Kamu memiliki wajah yang benar-benar suram, kamu tahu. Kamu baik-baik saja?"

Mengatakan itu tanpa sedikit pun rasa malu, Kitaoka Ema menatap wajah ku dengan seringai lebar dan tertawa riang. Karena sepertinya aku akan jatuh, detak jantung ku menjadi cepat dan sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda untuk kembali tenang.

Kalau kamu terlihat sedih seperti itu, kamu semakin terlihat seperti otaku.”

"Hah…"

“Jika aku salah, jadilah lebih menyegarkan~”

Kitaoka menyesuaikan tasnya di lengannya dan tidak pergi begitu saja, tapi malah berbaris di samping ku. Dia membawa di tangannya sebuah case yang jelas berisi buku pelajaran prep schoolSepertinya dia baru saja kembali dari prep school juga.

Untuk apa? Ada banyak pintu masuk ke stasiun, itu akan baik-baik saja bahkan jika dia tidak naik dari sini.

Terhadap kecurigaan ku, Kitaoka berbicara lagi.

“Iijima, kamu sendirian? Bagaimana dengan Saitou-kun?”

“…Ini tidak seperti kita harus bersama sepanjang waktu”

Karena itu, awalnya aku memang punya rencana untuk pulang bersama Katsuya. Tapi diperlakukan seperti satu set padahal kami sudah bukan anak-anak cukup menyebalkan, jadi aku tidak sengaja menjawab dengan sedikit kasar.

Kitaoka memiringkan kepalanya seolah itu aneh dan bertanya:

"BenarkahAku kebetulan melihat seseorang di sekitar bagian depan Perier yang mirip dengannya. Kalian berteman tapi tidak pulang bersama?”

...jika dia melihatnya sebanyak itu maka mau bagaimana lagi. Aku berpikir pahit dan meludahkan

"Pria itu berkencan dengan pacarnya."

Kitaoka mengangkat suaranya dengan "Hah?"

"Beneran? Saitou-kun punya pacar?”

Kejutan berlebihan semacam itu bernuansa mencemooh 'Laki-laki seperti itu seharusnya tidak bisa mendapatkan pacar,' dan aku menjawab dengan sedikit tersinggung.

“Dia punya. Seorang gadis inajou … kayaknya.

Aku secara tidak sadar mengatakan yang sebenarnya, dan aku berbicara seolah-olah itu adalah pengetahuan umum.

Setelah dia terkejut sesaat, dia menatap ku dan tertawa terbahak-bahak.

“Oh~… Lalu kamu dicampakkan oleh Saitou-kun, ya.”

"Tidak juga, sesuatu seperti dicampahkan ..."

Gak apa-apa kalau kamu gak kuat~. Kamu kesepian karena Saitou-kun diambil oleh pacarnya, kan?”

Setengah dari itu tepat sasaran. Aku tidak bisa berkata apa-apa dan tenggelam dalam keheningan.

Melihat ku yang menyedihkan, Kitaoka tertawa semakin keras sambil memegangi perutnya.

Aku melihat kereta meluncur ke peron dari garasi dan pintu terbuka di depan mata.

Aku duduk di tepi kursi di sebelah orang, Kitaoka duduk di sebelahku seolah-olah itu wajar. Itu adalah angkutan pertama, jadi ada banyak kursi kosong… Entah bagaimana, sepertinya dia berencana untuk tetap bersama ku sampai stasiun pemberhentiannya.

Aku khawatir tentang apa yang akan terjadi jika kami terlihat oleh salah satu orang dari sekolah, tetapi melihat sekeliling di dalam gerbong aku tidak dapat melihat siapa pun yang mengenakan seragam yang sama dengan kami untuk saat ini.

"Apa kamu selalu pergi ke prep school setiap hari Rabu?"

"Ya"

“…Aku juga pergi pada hari Sabtu”

“Kemana kamu pergi?”

Meskipun berpikir itu adalah pertanyaan yang agak acak, aku menjawab dengan nama prep school: "Youshin."

“Ah, aku mengerti. Jadi itu sebabnya aku belum pernah melihatmu sampai sekarang, ya. Hari ini aku pergi berbelanja dan menggunakan pintu masuk Timur, tetapi aku selalu naik kereta dari pintu masuk Barat yang tepat di seberang sekolah ku.”

Memang benar aku tidak pernah melihat Kitaoka dalam perjalanan pulang dari prep school. Kalau dipikir-pikir, gadis menarik dan mencolok sepertinya belajar sungguh-sungguh di prep school (meskipun aku berprasangka) terasa tak terduga.

Pintu tertutup dan kereta perlahan mulai bergerak. Sementara kota bercahaya mengalir di luar jendela, Aku menunjukkan aidzuchi yang sesuai.2

Sekitar waktu kami melewati pemberhentian pertama, Kitaoka bereaksi ringan dengan “Ah.” Sepertinya dia mengingat sesuatu.

"Ngomong-ngomong, apakah kamu mempertimbangkan smartphone?"

Tiba-tiba mengatakan topik pembicaraan yang sebelumnya kami bicarakan saat pulang dari rumahku

Dari sikapnya di sekolah, aku berpikir bahwa Kitaoka ingin bertingkah seperti itu tidak pernah terjadi, tapi sepertinya bukan itu masalahnya.

Aku sama sekali tidak mengerti apa niatnya, tetapi untuk saat ini aku menjawab pertanyaannya dengan mencoba menjauhkan diri.

“Aku tidak akan berubah pikiran begitu tiba-tiba”

“Eh, beli satu. Jika kamu mau, aku dapat menunjukkan kepada mu hal-hal yang tidak kamu mengerti tentang masssanger

Itu ajakan yang cukup memaksa. Bagaimanapun, bahkan jika aku membelinya, hampir tidak ada yang akan terjadi ...

“Kitaoka… Apakah ada anggota keluargamu yang bekerja di perusahaan telepon?”

"Hah? Tidak… yah, perusahaan kakak perempuanku berhubungan dengan SB. Tapi itu tidak ada hubungannya, oke?”

Jadi memang seperti itu, aku menarik napas bercampur tidak percaya. Ini mungkin terkait dengan fakta bahwa dengan hampir semua kontrak baru, ada bonus yang didapat ketika menambahkannya.
(ni cowok berprasangka buruk terus dah, dikira setiap nambah kontak baru di telepon dapet bonus uang)

Kitaoka balas menatap ku dengan tercengang. Melihat ekspresi wajah seperti itu darinya, aku memutuskan untuk mengubah topik pembicaraan dan melihat sekeliling.

“Oh ya, kamu mengganti gaya rambutmu sejak liburan musim panas, ya?”

Aku pikir itu adalah cara yang cukup dipaksakan untuk mengubah topik, tapi wajahnya tiba-tiba bersinar.

“Oh, ya itu benar! Apakah kamu menyadari?"

Mungkin mustahil untuk tidak menyadarinya… Meski memberikan tsukkomi3  di kepala ku, aku berani bertanya:

“Kenapa kamu mengubahnya?”

Meskipun dia telah mempertahankan rambut keriting berwarna cerah yang sama untuk waktu yang lama. Ketika aku menanyakan alasan dia mengubahnya, sambil menunjukkan tanda-tanda malu dan menyentuh rambut cokelat lurusnya yang baru, dia menjawab.

"Tidak ... itu sedikit ... aku pikir aku akan mencoba untuk sedikit menarik perhatian"

'Ada apa dengan itu', aku ingin mengatakan tsukkomi lagi. Tentu saja, gaya rambut yang lebih tenang ini mungkin akan disukai lawan jenis. Tetapi bahkan sebelum sekarang, bisa dibilang dia terkenal dengan semua anak laki-laki, berapa banyak perhatian yang dia inginkan? Sungguh cewek yang serakah, pikir ku yang cemburu.

"Bagaimana gaya rambut ini, aku bertanya-tanya ~?"

Mengenai pendapatku, aku menjawab dengan santai

“Itu bagus bukan? Semua orang bilang begitu, kan?”

Ekspresi wajahnya menegang.

“Ah.. Yah, ya…”

Dia bergumam, dan dengan itu dia tetap diam. Setelah mencapai stasiun transfer, kerumunan besar orang bergegas masuk, menyebabkan keributan besar saat mereka berkemas, tetapi ketika kereta mulai bergerak lagi, kami kembali duduk dalam diam.

Bertanya-tanya apa yang dipikirkan gadis ini, aku mengintip wajahnya dari samping. Ketika alisnya yang mengalir dengan baik dan pupil matanya yang besar memasuki pandangan ku, aku tiba-tiba teringat hal-hal yang dia katakan pada ku sebelumnya.

"Kamu tahu,"

Apa, dia melihat ke arah ku. Melihat ku dengan tatapan yang mengatakan aku seperti orang membosankan dan suram, mencemohku dengan, 'Ini benar-benar seperti yang aku pikirkan' aku menegaskan.

“Aku mencari 'Emmanuelle Béart' yang kau sebutkan sebelumnya”

"Ah, benarkah?"

Aku mengangguk. Dari aktris itulah nama Kitaoka diambil. Betapa cantiknya dia, aku memutuskan untuk segera menyelidikinya.

"Bagaimana itu?"

Kitaoka tiba-tiba dengan jujur ​​membenamkan giginya, jadi Aku melihat ke bawah kaki ku lalu menjawab sambil mengangkat wajahku

Sepertinya dia baik-baik saja sekarang, tapi bagaimanapun juga dia luar biasa di masa lalu. Dalam peran ‘Angel’ nya misalnya, mengejutkan betapa imutnya dia. Aku kira itu adalah peran yang sangat cocok.”

Trailer film yang dibintangi Béart ada di internet, jadi aku menontonnya sebentar. Aku tidak mengerti isi bahasa Inggrisnya, tetapi dari rias wajahnya hingga penampilan panggungnya, itu semua pada tingkat di mana tidak berlebihan untuk bertanya-tanya apakah dia manusia.

"Hmm," jawabnya seolah pikirannya kosong, menggumamkan satu kata.

“Seperti yang kupikirkan, dia agak mirip denganmu.

Setelah mendengar ini, aku merasakan bahu Kitaoka bergetar dengan kaget di sebelah ku. 

"Apa itu?"

“…kau bisa dengan mudah mengatakan hal-hal seperti itu, ya?”

Hal-hal seperti apa 'hal-hal seperti itu?' Aku sama sekali tidak mengerti dan memiringkan kepala

"Apakah kamu sering disebut orang bebal atau aneh?"

Kitaoka memarahi ku dengan wajah merah. Tetapi bahkan jika dia mengatakan itu, aku masih tidak memahami situasinya, Aku menjawab singkat "Tidak juga."

(kalung untuk POV Ema, kacamata untuk POV Yasuki)

Sabtu pagi. Ema bangun lebih awal dari biasanya dan, setelah mencuci muka dan makan siang yang dikombinasikan dengan sarapan yang terlambat, dia duduk di sofa ruang tamu masih dengan gaun riasnya.

Menyalakan TV, aku menggunakan remote untuk mencari isi hard-disk. Hobi kakak ku adalah media barat, jadi tentu saja harus ada banyak koleksi film yang dia kumpulkan di dalamnya. Jika aku ingin menonton saat bolos belajar, aku hanya bisa melakukan itu ketika kedua orang tuaku tidak ada

“Ah, disana”

Aku menemukan hal yang aku inginkan. Saat memainkan akhir dari urutan pembukaan, tanpa sadar aku berseru

"Apa ini?"

Yang diputar di layar adalah 'Date with an Angel' yang dibintangi Emmanuelle Béart. Itu adalah salah satu mahakaryanya, jadi aku tahu tentang itu, tetapi sampai sekarang aku belum pernah melihatnya. Aku akhirnya mengingat untuk menonton karena tempo hari dalam perjalanan kembali dari prep school aku membicarakannya dengan anak laki-laki dari kelas yang sama di sekolah.

Isi ceritanya adalah, kisah cinta antara lelaki biasa dengan bidadari yang jatuh dari langit. Malaikat itu manis dan melampui kecantikan, jadi semua orang di sekitar jatuh cinta padanya, sebuah kelompok muncul dengan skema uang, tunangan pria itu adalah orang yang cemburu dan membuat masalah ... dengan itu terasa seperti komedi slapstick dari tahun delapan puluhan, itu pasti tidak akan secara serius menggerakkan mu atau mengubah hidup mu dengan makna dalam yang tersirat, tetapi mungkin karena sosok Béart sebagai malaikat atau aktingnya, bahkan aku sebagai seorang gadis harus mengagumi kecantikannya yang menawan.

Aku mirip dengannya, bukankah mengatakan itu sedikit berlebihan?

Kata-katanya (Iijima) diawali dengan 'agak'. Bahkan dengan itu, itu masih terlalu berlebihan. Matanya pasti sangat buruk. Aku ingin tahu apakah presepsinya benar? Aku ragu tentang kemampuannya untuk membedakan wajah orang dengan benar.

Lebih jauh lagi, dia sangat memuji dengan hal-hal seperti 'mengejutkan betapa imutnya dia' atau 'itu adalah peran yang cocok,' dan setelah itu-

Mengingat itu membuat ku malu lagi, jadi aku melampiaskan rasa maluku ke bantal. Manik-manik di bantal berbunyi. Tapi tidak peduli berapa kali aku memukul bantal, pipi ku masih terasa panas, dan aku membenamkan wajah ku di dalamnya.

“… ada apa dengan itu, bodoh”

Aku mengingat teman sekelas cowok yang polos dan memanggilnya. Dia biasanya tampak seperti tidak tertarik pada lawan jenis, jadi apa tujuannya membiarkan sesuatu seperti itu keluar dari mulutnya?

Laki-laki itu bahkan apatis terhadap perubahan gaya rambut ku'Itu bagus bukan? Semua orang bilang begitu, kan?' Bukan itu yang aku tanyakan. Sampai sekarang aku bahkan gak memikirkan mendapat perhatian dari lawan jenis, tapi 'Mungkin rambut lurus yang kayaknya tipe Iijima akan membuat ku lebih mudah untuk mendekatinya' adalah apa yang aku pikirkan, jadi aku mencoba mengubahnya. Bahkan kemudian, dia menyadari perubahan itu, tetapi ada apa dengan ketidak peduliannya. Aku gak begitu mengerti tentang estetika orang seperti itu.

Dan dengan masalah smartphone, pekerjaan kakak perempuanku sama sekali tidak ada hubungannya. Hanya saja barang itu merupakan kebutuhan dan sangat membantu, bukan. Mengapa dia memiliki ekspresi seperti itu? Apakah karena dia tidak suka aku terus mengatakan "dapatkan smartphone, dapatkan satu?"

"Sungguh, Ini aneh, kan ..."

Aku bergumam dan mengigit manik-manik bantal. Selama liburan musim panas sambil mengayuh sepedanya dia berkata 'Aku tidak menarik seperti kamu' dan kali ini 'Kamu sedikit mirip dengannya.' Aku hampir jarang dalam pikiran cowok itu sebagai 'Imut', tapi ... ada jalan panjang untuk mengetahui lebih banyak tentangnya. Setidaknya, aku cukup senang ketika itu dikatakan. Aku selalu menjadi orang yang hatinya dibuat berdebar karena khawatir oleh satu atau lain hal, yang sedikit menjengkelkan.

Sambil masih membenamkan wajah di bantal, aku berguling-guling di sofa. Pada saat ini, telepon di saku ku jatuh ke lantai.

Aku buru-buru mengambilnya dan menelusuri layar. Aku biasanya dapat mencari hal-hal yang tidak aku ketahui di internet, tetapi hal yang paling ingin aku ketahui saat ini pasti tidak dapat ditemukan di sana.

…hal-hal seperti orang lain tidak bisa dimasuki dengan swype. Tetapi jika itu adalah cara dua orang untuk berbicara, aku mengerti itu.

Jika di tempat itu maka semua orang tidak bisa membuat keributan. Bahkan mungkin agak seperti 'kencan.'
(tempat itu, maksudnya stasiun dan kereta tempat mereka ngobrol kan? Keliatan kayak kencan dan gak ada teman dari sekolah yang dapat membuat keributan tentang hubungan mereka berdua)

Mengembalikan mata ku ke TV, akhir dari 'Date with an Angel' akan datang. Lelaki itu kembali dari kematian, dan malaikat itu terlahir kembali sebagai manusia. Keduanya terikat. Itu adalah akhir yang bahagia yang membuat mu ingin tertawa. Itu adalah cerita yang cukup absurd, tapi terkadang hal semacam itu tidak terlalu buruk (...perasaan seperti itu ).
(Note dari tl eng: kalimat terakhir dalam kurung memiliki makna yang mungkin mencoba untuk membandingkan hubungan mereka berdua dengan film, seolah-olah belum ada hubungan yang jelas)

Sebelumnya  Daftar isi  Selanjutnya




 

Related Posts

There is no other posts in this category.

Posting Komentar