Changing Season
Liburan musim panas berakhir, tapi masih
tersisa sedikit panas di pertengahan musim panas. Yasuki, mengenakan seragamnya untuk pertama kalinya dalam
beberapa saat, melewati gerbang sekolah.
Ketika aku memasuki kelas, aku mendapat perasaan yang kuat dari 'Aah, orang
itu benar-benar mengundurkan diri, ya'
si rambut
setengah tumbuh, pemain klub bisbol.
Butuh beberapa saat
sebelum kelas dimulai, dan Kitaoka Ema tetap sama seperti biasanya. Di
antara gadis-gadis di kelas yang dekat satu sama lain, ada seorang cowok yang berpacaran
dengan salah satu dari mereka dan berkenalan dengan kelompok itu. Mereka tidak
berbicara mengenai ku atau tentang ku, sepertinya
mereka tidak diberitahu tentang masalah di kamp pelatihan atau datang ke rumah
ku untuk mengembalikan sepatu oleh Kitaoka. Aku yang bepergian dengan kereta api, dan Kitaoka yang
berjalan kaki, tiba di sekolah di waktu yang berbeda
sehingga sesuatu seperti saling menyapa tidak benar-benar terjadi. Tapi,
jika ada
satu hal berubah, itu—
"Hah? Kamu
mengubah gaya rambutmu, Ema-chan?”
Seorang anak laki-laki
yang kebetulan datang untuk meminjam buku teks memanggilnya. Gaya rambut
Kitaoka di awal liburan adalah gaya yang cerah
dan bergelombang, tapi sekarang sedikit lebih gelap dan lurus. Hari
pertama sekolah setelah istirahat, semua orang berkata 'Sangat imut’, 'Sangat lucu,' tapi sebenarnya Aku juga merasa sedikit shock saat pertama kali
melihatnya.
Dari apa yang dikatakan cowok itu,
Kitaoka hanya memberikan "mhmm" dan mengabaikannya. Aku sedikit jauh sedang berbicara dengan Katsuya, tapi kata-kata keras anak
itu masih sampai ke telinga ku.
“Wah… imut sekali. Aku juga lebih suka gaya itu”
Saat aku mendengar itu, untuk beberapa alasan Aku merasa sedikit ngeri dan jijik. Mengintip
situasi Kitaoka, dia tampak tidak terlalu senang dan hanya bermain dengan smartphone di tangannya.
Oh? Bukan hanya aku yang
merasa jijik dengan caranya berbicara? Aku merasakan perasaan lega yang aneh.
Begitu bel berbunyi, cowok itu meninggalkan kelas dan Aku kembali ke tempat duduk ku.
Tempat duduk Kitaoka
berada di tengah barisan yang paling dekat dengan lorong, cukup jauh dari ku yang berada di dekat jendela. Siapa pun akan
berpikir gaya rambut lurus sutra barunya itu imut, jadi reaksi ku
tidak berbeda dari yang orang lain pikirkan.
Setelah itu, tidak lama
'sampai panas dan dinginnya Higan1'
mungkin agak awal untuk kata-kata itu, tetapi di pagi dan sore hari angin yang
sedikit sejuk bertiup.
Prep school ku berada di kawasan bisnis dekat dengan stasiun
Chiba. Setelah course musim panas, aku pergi ke sana dengan kereta api dua kali seminggu
sepulang sekolah. (Sekolah berada di arah yang berlawanan dengan rumah ku. Sepanjang jalur yang disebut Toubousen Stasiun
Chiba → Rumahn ku → SMA adalah
urutannya)
(prep school semacam sekolah persiapan perguruan tinggi)
Katsuya pergi ke prep
school terdekat pada hari yang sama, dan kami biasanya bertemu di depan stasiun di sebuah
restoran cepat saji setelah kelas kami berakhir sampai akhirnya pulang.
Setelah course prep
school selesai, sambil minum
kopi di toko biasa, aku meninjau kata kerja
intransitif untuk sastra klasik yang tidak dapat aku ingat tidak peduli berapa kali aku menghafalnya.
"Yasan"
Mengangkat wajah saat aku mendengar nama ku di panggil, aku melihat Katsuya
berdiri di sana.
Aku segera mulai
menyiapkan barang-barang ku dan
pergi. Saat aku bangkit dari tempat
duduk
ku dan kami meninggalkan toko, Katsuya tiba-tiba berhenti.
Untuk beberapa alasan
dia berbalik. Katsuya, dengan ekspresi yang
sulit, berbicara dengan suara kecil:
“Yassan… Kau tahu, aku
belum mengatakan apapun sampai sekarang tapi…”
"Apa?"
Apa yang
terjadi? Sekarang aku memikirkannya,
beberapa jam yang lalu dia berkata "Maaf, aku benar-benar harus pergi
dulu" saat wali kelas berakhir dan meninggalkan kelas denagn cepat
layaknya terbang.
"Apa
itu?" aku bertanya lagi, dan
dari bayangan Katsuya yang sedang menunduk muncul seorang gadis dengan seragam
sekolah tipe blus putih.
“Katsuya-kun, apakah
itu 'Yassan?'”
Dipanggil, Katsuya
melihat ke belakang. Dia mengangguk ambigu, dan gadis itu berdiri di
sampingnya dan membungkuk.
"Salam kenal. Aku sudah sering mendengar tentangmu dari
Katsuya-kun.”
Mengatakan itu, dia
dengan ringan menyentuh lengan Katsuya. Kesan yang aku dapatkan adalah seorang gadis pendek, dengan suara
anime dan wajah kemerahan sederhana seperti apel.
...aku mengerti hubungan mereka berdua bahkan tanpa bertanya. Sebaliknya, bagaimana aku tidak memperhatikan ketika aku bertemu dengan Katsuya setiap hari. Aku mendapat
sedikit syok
"Sejak
kapan…"
“Ketika aku pergi ke acara musim panas. Sepertinya dia
selalu mengunjungi blog ku. Dan
karena dia tinggal dekat, dan kami rukun…”
Jadi intinya, sejak
sekitar satu bulan yang lalu, ya. Aku tidak tahu detail 'Acara', tapi itu mungkin jenis
tempat mereka menjual doujin. Gadis itu mengenakan seragam sekolah khusus perempuan di sekitar sini, jadi dia pasti tinggal
dekat, pikir ku.
Dia tersenyum sambil
menatap Katsuya. Katsuya balas menatapnya senang dan terlihat tidak buruk. Tampaknya
saat ini, aku hanyalah penghalang bagi
keduanya.
“Ya, kalau
begitu. Aku ada urusan, jadi aku pulang dulu.”
Dengan mulut yang
sepertinya membaca suasana, aku menatap gadis
itu.
“Eh… Oh, begitu
ya? Baiklah, mari kita makan sesuatu bersama lain kali, oke? ”
Aku akan mengerti jika dia
hanya mengatakan itu, tetapi cewek itu
tidak tampak seperti orang jahat.
Masing-masing dari
keduanya melambaikan tangan mereka. Ketika
aku melihat dari balik bahu sejenak, Aku melihat mereka
berpegangan tangan seolah mereka sudah melupakan ku.
Menaiki eskalator panjang
dan menarik tiket dari mesin, aku akhirnya
menuruni tangga dan tiba di peron Toubousen. Namun, kereta yang turun
sudah pergi, dan orang-orang tersebar dimana-mana. Kereta
berikutnya dalam 20 menit. Ini adalah hari dimana semuanya adalah ketidak beruntungan.
Sambil mendesah, aku ingat adegan sebelumnya. Harmoni Katsuya dan
pacarnya. Mereka berdua pasti tergila-gila satu sama lain.
Dia orang yang baik, jadi Aku ingin mereka bahagia, pikir ku. Meskipun aku berpikir seperti itu, di sisi lain aku merasa itu
tak tertahankan.
Sampai sekarang, aku beralasan dengan diriku
sendiri yang tidak punya pacar 'tidak banyak gadis di kelas' dan 'Aku terlihat sebagai otaku.' Tapi otaku atau tidak, intinya
orang-orang yang memiliki sifat proaktif yang akan mendapatkan pacar. Kenyataannya, seorang otaku yang serius seperti
Katsuya bisa mendapatkan
pacar. Intinya adalah aku sendiri tidak
memiliki pesona. Baik dalam penampilan maupun diriku sendiri
Ketika aku mendengar Katsuya pergi ke acara itu meskipun dia
seorang siswa yang sedang mempersiapkan ujian, aku terkejut, tetapi lebih dari menikmati melakukan
hal-hal yang ingin dia lakukan, dia mendapat pacar. Aku menghabiskan musim panas ku dengan belajar, serius, untuk apa? Aku merasa kosong.
Selain itu, meskipun aku sampai sejauh itu, dalam hasil dari ujian simulasi yang kami ambil di akhir
liburan musim panas, peringkat keseluruhan ku turun tidak kurang dari 20 tempat. Mulai
sekarang, orang-orang yang mengundurkan diri
dari klub olahraga akan menyusul ku,
bahkan lebih dari sebelumnya, aku tidak bisa
lengah. Memikirkan itu, ketidaksabaran ku hanya bertambah.
Aku sekali lagi mengambil
napas dalam-dalam dan merengut ke tanah. Agak dingin untuk kancing lengan
pendek meskipun aku mengenakan t-shirt di
bawahnya. 'Achoo' aku bersin, dan pada saat itu
“Iiiijimaa!”
Aku merasakan tekanan pada
ransel di punggung ku. Aku tersandung 2… 3 langkah ke depan. Tepat di tepi peron aku berhasil
memperbaiki posisiku.
Bukankah itu berbahaya,
aku melihat ke belakang untuk segera memperingatkan
siapa pun yang melakukannya. Setelah melihat sosok orang yang berdiri di
sana, kekesalanku
digantikan dengan syok
"Apa yang
salah? Kamu memiliki wajah yang
benar-benar suram, kamu tahu. Kamu baik-baik saja?"
Mengatakan itu tanpa
sedikit pun rasa malu, Kitaoka Ema menatap wajah ku dengan seringai lebar dan tertawa
riang. Karena sepertinya aku akan jatuh,
detak jantung ku menjadi cepat dan sama
sekali tidak menunjukkan tanda-tanda untuk kembali tenang.
“Kalau kamu
terlihat sedih seperti itu, kamu semakin
terlihat seperti otaku.”
"Hah…"
“Jika aku salah,
jadilah lebih menyegarkan~”
Kitaoka menyesuaikan
tasnya di lengannya dan tidak pergi begitu saja, tapi malah berbaris di samping
ku. Dia membawa di tangannya sebuah case yang jelas berisi buku pelajaran prep school. Sepertinya dia baru saja kembali dari prep school juga.
Untuk apa? Ada
banyak pintu masuk ke stasiun, itu akan baik-baik saja bahkan jika dia tidak
naik dari sini.
Terhadap kecurigaan ku, Kitaoka
berbicara lagi.
“Iijima, kamu
sendirian? Bagaimana dengan Saitou-kun?”
“…Ini tidak seperti
kita harus bersama sepanjang waktu”
Karena itu, awalnya aku memang punya rencana untuk pulang bersama
Katsuya. Tapi diperlakukan seperti satu set padahal kami sudah
bukan anak-anak cukup menyebalkan,
jadi aku tidak sengaja menjawab dengan sedikit
kasar.
Kitaoka memiringkan
kepalanya seolah itu aneh dan bertanya:
"Benarkah? Aku kebetulan
melihat seseorang di sekitar bagian depan Perier yang mirip
dengannya. Kalian berteman tapi tidak pulang bersama?”
...jika dia melihatnya
sebanyak itu maka mau bagaimana lagi. Aku berpikir pahit dan meludahkan
"Pria itu
berkencan dengan pacarnya."
Kitaoka mengangkat
suaranya dengan "Hah?"
"Beneran? Saitou-kun punya pacar?”
Kejutan berlebihan
semacam itu bernuansa mencemooh
'Laki-laki seperti itu seharusnya tidak bisa mendapatkan pacar,' dan aku menjawab dengan sedikit tersinggung.
“Dia punya. Seorang gadis inajou … kayaknya.”
Aku secara tidak sadar
mengatakan yang sebenarnya, dan aku berbicara
seolah-olah itu adalah pengetahuan umum.
Setelah dia terkejut
sesaat, dia menatap ku dan tertawa
terbahak-bahak.
“Oh~… Lalu kamu
dicampakkan oleh Saitou-kun, ya.”
"Tidak juga,
sesuatu seperti dicampahkan ..."
“Gak apa-apa kalau kamu gak kuat~. Kamu kesepian karena
Saitou-kun diambil oleh pacarnya, kan?”
Setengah dari itu tepat
sasaran. Aku tidak bisa berkata
apa-apa dan tenggelam dalam keheningan.
Melihat ku yang menyedihkan, Kitaoka tertawa semakin keras sambil memegangi perutnya.
Aku melihat kereta
meluncur ke peron dari garasi dan pintu terbuka di depan mata.
Aku duduk di tepi kursi di sebelah orang,
Kitaoka duduk di sebelahku seolah-olah itu wajar. Itu
adalah angkutan pertama, jadi ada banyak kursi kosong… Entah
bagaimana, sepertinya dia berencana untuk tetap bersama ku sampai stasiun pemberhentiannya.
Aku khawatir tentang apa
yang akan terjadi jika kami terlihat oleh
salah satu orang dari sekolah, tetapi melihat sekeliling di dalam gerbong aku tidak dapat melihat siapa pun yang mengenakan
seragam yang sama dengan kami untuk saat ini.
"Apa kamu selalu
pergi ke prep school setiap hari
Rabu?"
"Ya"
“…Aku juga pergi pada
hari Sabtu”
“Kemana kamu pergi?”
Meskipun berpikir itu
adalah pertanyaan yang agak acak, aku menjawab dengan
nama prep
school: "Youshin."
“Ah, aku
mengerti. Jadi itu sebabnya aku belum pernah melihatmu sampai sekarang,
ya. Hari ini aku pergi berbelanja dan
menggunakan pintu masuk Timur, tetapi aku selalu naik
kereta dari pintu masuk Barat yang tepat di seberang sekolah ku.”
Memang benar aku tidak pernah melihat Kitaoka dalam perjalanan
pulang dari prep school. Kalau
dipikir-pikir, gadis menarik dan mencolok sepertinya belajar sungguh-sungguh di
prep school (meskipun aku berprasangka) terasa tak terduga.
Pintu tertutup dan
kereta perlahan mulai bergerak. Sementara kota bercahaya mengalir di luar jendela, Aku menunjukkan
aidzuchi yang sesuai.2
Sekitar waktu kami melewati pemberhentian pertama, Kitaoka bereaksi
ringan dengan “Ah.” Sepertinya dia mengingat sesuatu.
"Ngomong-ngomong,
apakah kamu mempertimbangkan smartphone?"
Tiba-tiba mengatakan topik
pembicaraan yang sebelumnya kami bicarakan saat pulang dari rumahku
Dari sikapnya di
sekolah, aku berpikir bahwa Kitaoka
ingin bertingkah seperti itu tidak pernah terjadi, tapi sepertinya bukan itu
masalahnya.
Aku sama sekali tidak
mengerti apa niatnya, tetapi untuk saat ini aku menjawab pertanyaannya dengan mencoba menjauhkan diri.
“Aku tidak akan berubah
pikiran begitu tiba-tiba”
“Eh, beli
satu. Jika kamu mau, aku dapat menunjukkan kepada mu hal-hal yang tidak kamu mengerti tentang
masssanger”
Itu ajakan yang
cukup memaksa. Bagaimanapun,
bahkan jika aku membelinya, hampir
tidak ada yang akan terjadi ...
“Kitaoka… Apakah ada
anggota keluargamu yang bekerja di perusahaan telepon?”
"Hah? Tidak…
yah, perusahaan kakak perempuanku berhubungan dengan SB. Tapi itu tidak
ada hubungannya, oke?”
Jadi memang seperti
itu, aku menarik napas bercampur tidak percaya. Ini mungkin terkait dengan fakta bahwa dengan
hampir semua kontrak baru, ada bonus yang didapat ketika
menambahkannya.
(ni cowok berprasangka buruk terus dah, dikira setiap nambah kontak
baru di telepon dapet bonus uang)
Kitaoka balas menatap ku dengan tercengang. Melihat ekspresi wajah
seperti itu darinya, aku memutuskan
untuk mengubah topik pembicaraan dan melihat sekeliling.
“Oh ya, kamu mengganti gaya rambutmu sejak liburan musim panas, ya?”
Aku pikir itu adalah cara
yang cukup dipaksakan untuk mengubah topik, tapi wajahnya tiba-tiba bersinar.
“Oh, ya itu
benar! Apakah kamu menyadari?"
Mungkin mustahil untuk tidak menyadarinya… Meski memberikan tsukkomi3 di kepala ku, aku berani bertanya:
“Kenapa kamu
mengubahnya?”
Meskipun dia telah
mempertahankan rambut keriting berwarna cerah yang sama untuk waktu yang
lama. Ketika aku menanyakan alasan dia
mengubahnya, sambil menunjukkan tanda-tanda malu dan menyentuh rambut cokelat
lurusnya yang baru, dia menjawab.
"Tidak ... itu
sedikit ... aku pikir aku akan mencoba
untuk sedikit
menarik perhatian"
'Ada apa dengan itu', aku ingin mengatakan tsukkomi lagi. Tentu saja, gaya rambut yang
lebih tenang ini mungkin akan disukai lawan jenis. Tetapi
bahkan sebelum sekarang, bisa dibilang dia terkenal dengan semua anak laki-laki, berapa banyak perhatian yang
dia inginkan? Sungguh cewek yang serakah, pikir ku yang cemburu.
"Bagaimana gaya
rambut ini, aku bertanya-tanya ~?"
Mengenai pendapatku, aku menjawab
dengan santai
“Itu bagus
bukan? Semua orang bilang begitu, kan?”
Ekspresi wajahnya
menegang.
“Ah.. Yah, ya…”
Dia bergumam, dan
dengan itu dia tetap diam. Setelah mencapai stasiun transfer, kerumunan
besar orang bergegas masuk, menyebabkan keributan besar saat mereka berkemas,
tetapi ketika kereta mulai bergerak lagi, kami kembali duduk dalam diam.
Bertanya-tanya apa yang
dipikirkan gadis ini, aku mengintip
wajahnya dari samping. Ketika alisnya yang mengalir dengan baik dan pupil
matanya yang besar memasuki pandangan ku, aku tiba-tiba
teringat hal-hal yang dia katakan pada ku sebelumnya.
"Kamu tahu,"
‘Apa’, dia melihat ke
arah ku. Melihat ku dengan tatapan yang
mengatakan aku seperti orang membosankan dan suram, mencemohku dengan, 'Ini
benar-benar seperti yang aku pikirkan' aku menegaskan.
“Aku mencari
'Emmanuelle Béart' yang kau sebutkan sebelumnya”
"Ah,
benarkah?"
Aku mengangguk. Dari
aktris itulah nama Kitaoka diambil. Betapa cantiknya dia, aku memutuskan untuk segera menyelidikinya.
"Bagaimana
itu?"
Kitaoka tiba-tiba
dengan jujur membenamkan giginya, jadi Aku melihat ke bawah kaki ku lalu menjawab sambil mengangkat wajahku
“Sepertinya dia
baik-baik saja sekarang, tapi
bagaimanapun juga dia luar biasa di masa lalu. Dalam peran ‘Angel’ nya misalnya, mengejutkan
betapa imutnya dia. Aku kira itu adalah
peran yang sangat cocok.”
Trailer film yang
dibintangi Béart ada di internet, jadi aku menontonnya sebentar. Aku tidak mengerti isi bahasa Inggrisnya, tetapi dari
rias wajahnya hingga penampilan panggungnya, itu semua pada tingkat di mana
tidak berlebihan untuk bertanya-tanya apakah dia manusia.
"Hmm,"
jawabnya seolah pikirannya kosong, menggumamkan satu kata.
“Seperti yang
kupikirkan, dia agak mirip denganmu.”
Setelah mendengar ini, aku merasakan
bahu Kitaoka bergetar dengan kaget di
sebelah ku.
"Apa itu?"
“…kau bisa dengan mudah mengatakan hal-hal seperti itu, ya?”
Hal-hal seperti apa
'hal-hal seperti itu?' Aku sama sekali tidak mengerti dan memiringkan kepala
"Apakah kamu
sering disebut orang bebal atau aneh?"
Kitaoka memarahi ku dengan wajah merah. Tetapi bahkan jika dia
mengatakan itu, aku masih tidak memahami
situasinya, Aku menjawab singkat "Tidak
juga."
(kalung untuk POV Ema,
kacamata untuk POV Yasuki)
Sabtu pagi. Ema
bangun lebih awal dari biasanya dan, setelah mencuci muka dan makan siang yang
dikombinasikan dengan sarapan yang terlambat, dia duduk di sofa ruang tamu
masih dengan gaun riasnya.
Menyalakan TV, aku menggunakan remote untuk mencari isi
hard-disk. Hobi kakak ku adalah media
barat, jadi tentu saja harus ada banyak koleksi film yang dia kumpulkan di
dalamnya. Jika aku ingin menonton saat bolos belajar, aku hanya bisa melakukan itu
ketika kedua orang tuaku tidak ada.
“Ah, disana”
Aku menemukan hal yang aku inginkan. Saat memainkan akhir dari urutan
pembukaan, tanpa sadar aku berseru
"Apa ini?"
Yang diputar di layar
adalah 'Date with an Angel' yang
dibintangi Emmanuelle Béart. Itu adalah salah satu mahakaryanya, jadi aku tahu tentang itu, tetapi sampai sekarang aku belum pernah melihatnya. Aku akhirnya
mengingat untuk menonton karena tempo
hari dalam perjalanan kembali dari prep school
aku
membicarakannya dengan anak laki-laki dari kelas yang sama di sekolah.
Isi ceritanya adalah,
kisah cinta antara lelaki biasa dengan bidadari
yang jatuh dari langit. Malaikat itu manis dan melampui kecantikan, jadi semua orang di sekitar jatuh cinta padanya,
sebuah kelompok muncul dengan skema uang, tunangan pria itu adalah orang yang
cemburu dan membuat masalah ... dengan itu terasa seperti komedi slapstick dari
tahun delapan puluhan, itu pasti tidak akan secara serius menggerakkan mu atau
mengubah hidup mu dengan makna dalam yang tersirat,
tetapi mungkin karena sosok Béart sebagai malaikat atau aktingnya, bahkan aku sebagai seorang gadis harus mengagumi kecantikannya yang menawan.
Aku mirip dengannya, bukankah mengatakan itu sedikit berlebihan?
Kata-katanya (Iijima)
diawali dengan 'agak'. Bahkan
dengan itu, itu masih terlalu berlebihan. Matanya
pasti sangat buruk. Aku ingin tahu
apakah presepsinya benar? Aku ragu tentang
kemampuannya untuk membedakan wajah orang dengan benar.
Lebih jauh lagi, dia
sangat memuji dengan hal-hal seperti 'mengejutkan
betapa imutnya dia' atau 'itu adalah
peran yang cocok,' dan setelah itu-
Mengingat itu membuat ku malu lagi, jadi aku melampiaskan rasa maluku
ke bantal. Manik-manik di
bantal berbunyi. Tapi tidak peduli berapa kali aku memukul bantal, pipi ku masih terasa panas, dan aku membenamkan wajah ku di dalamnya.
“… ada apa dengan itu,
bodoh”
Aku mengingat teman
sekelas cowok yang polos dan
memanggilnya. Dia biasanya tampak seperti tidak tertarik pada lawan jenis,
jadi apa tujuannya membiarkan sesuatu seperti itu keluar dari mulutnya?
Laki-laki itu bahkan apatis
terhadap perubahan gaya rambut ku. 'Itu bagus
bukan? Semua orang bilang begitu, kan?' Bukan
itu yang aku tanyakan. Sampai
sekarang aku bahkan gak memikirkan mendapat perhatian dari lawan jenis, tapi 'Mungkin rambut lurus yang kayaknya
tipe Iijima akan membuat ku lebih mudah untuk mendekatinya'
adalah apa yang aku pikirkan, jadi aku mencoba mengubahnya. Bahkan kemudian, dia
menyadari perubahan itu, tetapi ada apa dengan ketidak peduliannya. Aku gak begitu mengerti
tentang estetika orang seperti itu.
Dan dengan masalah
smartphone, pekerjaan kakak perempuanku
sama sekali tidak ada hubungannya. Hanya
saja barang itu merupakan kebutuhan dan sangat membantu, bukan. Mengapa dia memiliki ekspresi seperti
itu? Apakah karena dia tidak suka aku terus mengatakan "dapatkan smartphone, dapatkan satu?"
"Sungguh, Ini
aneh, kan ..."
Aku bergumam dan mengigit manik-manik bantal. Selama liburan musim panas sambil mengayuh
sepedanya dia berkata 'Aku tidak menarik seperti kamu' dan
kali ini 'Kamu sedikit mirip dengannya.' Aku hampir
jarang dalam pikiran cowok itu sebagai
'Imut', tapi ... ada jalan panjang untuk mengetahui
lebih banyak tentangnya. Setidaknya,
aku cukup senang ketika itu
dikatakan. Aku selalu menjadi orang
yang hatinya dibuat berdebar karena khawatir oleh satu atau lain hal, yang
sedikit menjengkelkan.
Sambil masih
membenamkan wajah di bantal, aku
berguling-guling di sofa. Pada saat ini, telepon di saku ku jatuh ke lantai.
Aku buru-buru mengambilnya
dan menelusuri layar. Aku biasanya dapat
mencari hal-hal yang tidak aku ketahui di
internet, tetapi hal yang paling ingin aku ketahui saat ini pasti tidak dapat ditemukan di
sana.
…hal-hal seperti orang
lain tidak bisa dimasuki dengan swype. Tetapi jika itu adalah cara dua
orang untuk berbicara, aku mengerti itu.
Jika di tempat itu maka semua orang tidak bisa membuat
keributan. Bahkan mungkin agak seperti 'kencan.'
(tempat itu, maksudnya stasiun dan kereta tempat mereka
ngobrol kan? Keliatan kayak kencan dan gak ada teman dari sekolah yang dapat
membuat keributan tentang hubungan mereka berdua)
Mengembalikan mata ku ke TV, akhir dari 'Date with an Angel' akan
datang. Lelaki itu kembali dari
kematian, dan malaikat itu terlahir kembali sebagai manusia. Keduanya
terikat. Itu adalah akhir yang bahagia yang membuat mu ingin tertawa. Itu adalah cerita yang cukup
absurd, tapi terkadang hal semacam itu tidak terlalu buruk (...perasaan seperti
itu ).
(Note dari tl eng: kalimat terakhir dalam kurung memiliki makna yang mungkin
mencoba untuk membandingkan hubungan mereka berdua dengan film, seolah-olah
belum ada hubungan yang jelas)
Sebelumnya Daftar isi Selanjutnya





Posting Komentar
Posting Komentar